Aturan buka-tutup pintu itu diberlakukan dalam beberapa hari terakhir. Hal ini untuk mengantisipasi kepadatan karena semakin banyaknya jemaah haji di Mekah menjelang wukuf Arafah.
Di waktu-waktu menjelang salat, jemaah tak lagi bisa mengaplikasikan cara masuk dan keluar di pintu yang sama. Askar atau tim pengamanan Masjidil Haram menggunakan pintu-pintu tertentu untuk khusus keluar saja atau sebaliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Untuk mengantisipasinya, jemaah haji disarankan mengingat betul terminal bus Shalawat yang digunakan untuk mengakses pemondokan. Begitu juga dengan nomor bus. Karena itu, kartu-kartu penunjuk alamat pemondokan harus dibawa.
Abraj Albait atau yang biasa dikenal jemaah Indonesia sebagai Zamzam Tower juga bisa menjadi pembantu untuk mengenali arah. Tower setinggi 494 meter itu bisa dilihat dari sisi mana pun.
![]() |
Misalnya, bagi jemaah haji yang mengakses terminal Ajyad, terminal ini lokasinya di belakang samping Zamzam Tower. Untuk yang menggunakan terminal Syib Amir, terminal terbesar ini lokasinya berada di sisi Masjidil Haram yang berkebalikan dengan Zamzam Tower. Untuk yang menggunakan terminal Bab Ali, tinggal menyesuaikan karena terminal ini memiliki percabangan dengan Syib Amir.
Apabila masih bingung, jemaah bisa menanyakan atau minta diantar petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang berada di Masjidil Haram. Ada sejumlah satuan tugas yang beroperasi di masjid suci ini, di antaranya Sektor Khusus, Tim Gerak Cepat (TGC), dan Pertolongan Pertama pada Jamaah Haji (P3JH). (fjp/dhn)