"Sangat banyak (teror via WA), (ada yang bilang) saya murtad, saya kafir, harus dibakar, dan sebagainya," kata Kapitra di rumahnya, Jalan Tebet Timur Dalam 8 No 16, Jakarta Selatan, Senin (6/8/2018).
Kapitra tak bisa memastikan apakah teror tersebut ada hubungannya dengan teror molotov malam ini atau tidak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapitra mengaku tahu siapa saja yang telah menerornya. Hanya, dia tak mau mengungkap lebih jauh.
"Saya tahu, ada yang sudah datang minta maaf sama saya nangis-nangis, ya ada," jelasnya.
Meski tak mau mengungkap siapa sosok peneror via WA itu, Kapitra menyatakan disebut murtad karena memilih menjadi caleg dari PDIP.
"Ada yang teror 'bapak murtad' dan lain-lain, maksudnya apa?" tanya wartawan.
"Karena saya masuk PDIP. Saya ambil pilihan itu, karena saya ingin menyampaikan suatu kebenaran. Ada statement saya yang mungkin berat sama orang, saya katakan 'stigma yang mengatakan PDIP itu PKI adalah haram dan menyesatkan'," jawab Kapitra.
"Karena apa saya lihat langsung, spontanitas. Semua acara di situ ditutup dengan doa secara Islam. Selalu menggunakan simbol Islam, Bu Mega juga gitu. Saya tidak lihat ada identifikasi, ada ciri-ciri, PKI. Itu kebenaran yang saya lihat," imbuhnya.
Rumah Kapitra dilempar molotov diduga oleh orang yang mengenakan sepeda motor. Rekaman CCTV menunjukkan ada dua orang menumpang sepeda motor yang meninggalkan rumah Kapitra sesaat setelah kejadian. (rna/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini