"Magnitudo terbesar pada 5,7 SR dari kejadian gempa bumi tadi malam. Dari 147 gempa bumi susulan, sebanyak 13 gempa yang dirasakan masyarakat," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulis, Senin (6/8/2018).
Dwikorita menerangkan, gempa bumi susulan merupakan mekanisme alam guna menghabiskan energi gempa yang masih tersisa. Setelahnya batuan atau lempeng bumi kembali dalam kondisi stabil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gempa bumi yang mengguncang Pulau Lombok, Bali, Sumbawa dan Jawa Timur, Minggu (5/8) merupakan gempa bumi dangkal aktivitas Sesar Naik Folres. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan Patahan Naik (thrust fault)," sambungnya.
Gempa 7 SR pada Minggu (5/8) menurut Dwikorita berpotensi tsunami meski letak episenternya berada di darat. Penyebabnya sumber gempa bumi bukanlah suatu titik tetapi merupakan bidang patahan yang menerus atau melampar memanjang hingga bidang patahan atau robekan batuan tersebut masuk di dasar laut di dekat Pantai Lombok di bagian utara.
"Sejak peringatan dini waspada tsunami dikeluarkan BMKG, telah terjadi tsunami kecil di empat titik. Masing-masing di Desa Cari setinggi 13,5 cm, Desa Badas 10 cm, Desa Lembar 9 cm dan Benoa 2 cm. Peringatan dini tersebut diakhiri pukul 20.25 WIB pada malam yang sama," papar Dwikorita.
BMKG mengimbau agar warga tetap waspada dan untuk sementara waktu tidak berada di bangunan-bangunan yang rawan runtuh. Masyarakat diimbau agar menjauhi daerah lereng atau tebing batuan yang rapuh karena dikhawatirkan rawan longsor terutama saat terjadinya gempa susulan.
Tonton juga video: 'Lombok Utara Terparah Dirusak Gempa, 72 Orang Tewas'
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini