'Lanjutkan-Lawan-Libas' Dituding Adu Domba, Ngabalin Menjawab

'Lanjutkan-Lawan-Libas' Dituding Adu Domba, Ngabalin Menjawab

Danu Damarjati - detikNews
Senin, 06 Agu 2018 14:15 WIB
Ali Mochtar Ngabalin (Pool)
Jakarta - Aksi Ali Mochtar Ngabalin bersama Komunitas Anak Bangsa, yang mendeklarasikan dukungannya untuk Jokowi, kini menuai reaksi. Ngabalin dituding 'menjual' nama UI untuk mendukung Jokowi.

Sekelompok orang yang menyebut diri sebagai Solidaritas Alumni Universitas Indonesia Lintas Generasi berbicara lewat video viral yang didapatkan detikcom, Senin (6/8/2018). Dalam video itu, mereka mengkritik Ngabalin dkk yang menyerukan slogan 'lanjutkan-lawan-libas'.


Solidaritas alumni UI itu meminta Rektor UI menegur Ngabalin karena menggunakan nama UI untuk mengadu domba masyarakat. Soalnya, slogan 'lanjutkan-lawan-libas' dinilai memuat ujaran adu domba. Mereka juga mengkritik Jokowi yang memberi arahan ke relawannya agar 'berani bila diajak berantem'. Berikut ini pernyataan mereka:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Solidaritas Alumni Universitas Indonesia Lintas Generasi.
Kondisi ketidakpastian ekonomi dan beban hidup serta gesekan sosial yang dirasakan rakyat semakin berat dari hari ke hari. Di sisi lain jelang Pemilu 2019 tahun depan, para elite politik sibuk melakukan manuver politik dan mengeluarkan pernyataan tidak pantas tanpa mengindahkan kondisi sosial yang ada di masyarakat.

Mencermati situasi politik yg berkembang hari ini, kami solidaritas alumni UI lintas generasi merasa prihatin dan menyatakan sikap.

1. Meminta nama Universitas Indonesia tidak digunakan oleh Ali Mochtar Ngabalin dkk untuk dijual, dan tidak untuk memberikan dukungan kepada pihak manapun dalam Pilpres 2019.

2. Menuntut rektor Universitas Indonesia untuk memberikan teguran keras dan tertulis untuk Ali Mochtar Ngabalin dkk atas penggunaan nama Universitas Indonesia dalam video lanjutan, 'lanjutkan-lawan-libas' yang beredar di media sosial, yang bersifat mengadu domba anak bangsa.

3. Presiden tidak sepatutnya memprovokasi anak bangsa untuk memecah belah dengan ucapannya, 'relawan harus siap berantem', pada Sabtu 4 Agustus 2018 di Sentul international Convention Center Bogor Jawa Barat dalam acara temu relawan. Karena itu melanggar sumpah presiden yakni menjaga konstitusi dan dasar negara khususnya sila ketiga: Persatuan Indonesia.

4. Presiden, elite politik. dan seluruh komponen bangsa semestinya fokus pada menciptakan kesejahteraan, memperbaiki perekonomian rakyat, dan menciptakan kedamaian di tengah masyarakat yang sudah empat tahun terkoyak.

5. Mendesak DPR RI membentuk Pansus adu domba oleh presiden, mengingat ucapan tersebut tidak mencerminkan sikap presiden sebagai seorang kepala negara.

Jakarta, Minggu 5 Agustus 2018,
Katakan hitam adalah hitam, putih adalah putih, tiada kata jera dalam perjuangan.
Solidaritas Alumni Universitas Indonesia Lintas Generasi

Universitas Indonesia untuk Indonesia, UI UI UI!



Ali menanggapi slogan 'lanjutkan, lawan, libas' bukanlah ajakan yang bersifat mengadu domba. Dia kemudian membandingkan dengan ujaran adu domba yang pernah muncul tapi tidak diprotes oleh mereka yang kini memprotesnya.

Ngabalin menilai para pengkritiknya tidak paham maksud yang dia sampaikan, bahkan menuding mereka tidak paham bahasa Indonesia. Bila memahami apa yang dia sampaikan lewat slogan 'lanjutkan-lawan-libas', mereka tak akan menilai itu sebagai adu domba. Yang lebih beringas justru kubu rival Jokowi.

"Tidak ada. Di mana adu dombanya? Lihat dong konteksnya," kata Ngabalin, yang merupakan Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden, kepada detikcom, Senin (6/8/2018).


"Kenapa dia tidak tegur orang bikin hashtag #2019GantiPresiden? Ayo, itu tata cara perilaku manusia-manusia yang tak punya peradaban. Kenapa mereka tidak marah dan tersinggung dengan hashtag #2019GantiPresiden. Itu adalah gerakan beringas kebelet mau berkuasa," protes Ngabalin.

Soal ucapan dia dan kawan-kawannya yang menyebut alumni UI, menurutnya, itu adalah hal yang lumrah. Meski menyebut, Ngablin dan kawan-kawannya tak mendeklarasikan diri mendukung Jokowi dengan mengatasnamakan UI secara institusional.

"Sejak kapan saya menggunakan institusi Universitas Indonesia? Dari mana saya mendeklarasikan diri atas nama Universitas Indonesia? Kalau saya dan teman-teman bilang bahwa kami semua alumni Universitas Indonesia, di mana salahnya?" ujarnya.


Ngabalin justru ingin berjumpa dengan kelompok pengkritiknya itu. Dia ingin berdiskusi dengan mereka. Desakan agar Rektor UI menegurnya merupakan hal yang tidak tepat.

"Apa urusannya dengan Rektor UI? Salah alamat. Kecuali kalau saya mahasiswa," ujarnya.

Solidaritas alumni UI itu juga memprotes presiden yang memberi arahan ke relawannya agar 'berani jika diajak berantem'. Mereka menilai Jokowi telah melanggar sumpah presiden karena bersikap tak sesuai dengan sila ketiga: Persatuan Indonesia. Jokowi dinilai bersikap mengadu domba lewat arahannya ke relawan itu.

"Tidak mengadu domba. Dialah yang mengadu domba saya dengan rakyat Indonesia," tepis Ngabalin.


Mereka mendesak DPR membentuk Panitia Khusus (Pansus) tentang adu domba Presiden Jokowi. Soal hal ini, Ngabalin menilai mereka tak paham mekanisme DPR dan tidak paham konteks ucapan Jokowi kepada relawan.

"Bacalah baik-baik tata tertib di DPR, bagaimana Pansus itu dibentuk, supaya tidak dipermalukan rakyat Indonesia. Dia mengerti nggak Pansus? Makanya putar ulang dulu videonya, lihatlah diksi dan narasi yang dibicarakan oleh Presiden," kata Ngabalin.


Tonton juga video 'Fahri: Ngabalin Jadi Komisaris AP I Karena Gaji Jubir Presiden Kecil'

[Gambas:Video 20detik]


'Lanjutkan-Lawan-Libas' Dituding Adu Domba, Ngabalin Menjawab
(dnu/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads