"Bahasa 'libas' itu bahasa provokatif dan itu terlarang diucapkan oleh pejabat publik seperti Ngabalin," kata Kapitra Ampera kepada detikcom, Senin (6/8/2018).
Kapitra mengatakan Ngabalin adalah pejabat publik milik seluruh warga Indonesia, baik yang pro terhadap pemerintah maupun yang tidak. Dengan pernyataan itu, Ngabalin dinilai membuka konflik horizontal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Besok itu pesta demokrasi. Ini negara agama, karena negara ini berdasarkan Pancasila (sila) Ketuhanan Yang Maha Esa, meski beda-beda artinya kita ini beragama, sehingga kita juga harus membangun persatuan dan kesatuan dan berhentilah membuka konflik," lanjutnya.
Ucapan Ngabalin itu muncul dalam satu video yang beredar. Saat itu Ngabalin dan sejumlah orang dari Komunitas Anak Bangsa bersepakat mendukung Jokowi lanjut dua periode kepresidenan.
"Saudara sebangsa dan setanah air, kami semua alumni UI masyarakat yang amat terpelajar, kami tergabung dalam Komunitas Anak Bangsa for Jokowi 2 periode. Simbol kami: lanjutkan, lawan, libas! UI for Jokowi!" kata Ngabalin disambut para anggota Komunitas Anak Bangsa di sekitarnya itu.
Saat dihubungi detikcom, Ngabalin menjelaskan video itu dibikin saat dirinya diundang oleh Komunitas Anak Bangsa, tiga hari yang lalu. Ngabalin mengaku diundang sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden. Kebetulan, Ngabalin juga alumni UI.
Dia lantas menjelaskan soal slogan yang diusung, yakni 'lanjutkan, lawan, libas!'. Yang pertama, 'lanjutkan', bermakna Komunitas Anak Bangsa mendukung kemenangan Jokowi di Pilpres 2019 sehingga bisa melanjutkan masa jabatannya.
"Yang kedua, 'lawan', adalah melawan berita bohong, berita fitnah, mulut comberan, melawan pihak yang menjadikan isu agama yang mencederai orang lain," kata Ngabalin kepada detikcom, Minggu (5/8).
Dia melihat banyak fitnah yang ditujukan kepada Jokowi. Fitnah dan hoax harus dilawan karena bisa berbahaya jika dibiarkan. Namun 'lawan' akan berlanjut ke 'libas' jika pihak penyebar fitnah tak menghentikan aksinya. Cara melibas lawan adalah dengan pemolisian.
"Kalau masih melawan, sekalian kita libas. Kita laporkan ke polisi karena menyebarkan hoax," kata Ngabalin.
Tonton juga video: 'Pengakuan Kapitra Ampera soal Pencalegan dari PDIP'
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini