"Konteks kalimat Pak Jokowi adalah ramainya ranah medsos yang diisi oleh banyaknya celaan dan hujatan kepada pemerintah. Maka arti berantem tersebut adalah menjawab berbagai celaan atau argumen yang menjelek-jelekan pemerintah tanpa data dan fakta yang benar," ujar Ketua DPP Hanura Inas Nasrullah Zubir melalui pesan singkat, Minggu (5/8/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Suka atau tidak suka, kita harus berani menjawab semua celaan atau hujatan yang tidak punya dasar yang tujuan-nya hanya menjelek-jelekan pemerintah walaupun akan berakhir dengan pertengkaran di medsos," kata Inas.
"Jadi jangan buru-buru baper lalu menuduh Jokowi menyuruh relawan tawuran, emangnya anak sekolahan?" sambungnya.
Sebelumnya, Gerindra menyayangkan arahan Joko Widodo (Jokowi) yang meminta relawannya berani jika diajak berantem. Menurut Gerindra, pernyataan Jokowi itu mendorong kekerasan.
"Presiden pakai kata-kata 'tapi kalau diajak berantem juga berani', seakan-akan presiden menganjurkan bahwa relawan Pak Jokowi beradu fisik dengan relawan Pak Prabowo. Dengan pernyataan presiden itu kan tidak etis ya. Presiden secara tidak langsung menganjurkan kekerasan dalam Pemilu 2019, ini nggak bener," kata anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade kepada wartawan, Minggu (5/8/2018).
Jokowi Temui Relawan di SICC, Apa Kata Relawan? Simak Videonya:
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini