"Saya kira pertama bahwa demokrasi sudah memberikan jalan dalam memilih pemimpinnya termasuk dalam restrukturisasi politik konstitusional yaitu pemilu," kata Sekretaris DPD PDIP Jabar Abdy Yuhana, saat dihubungi, Kamis (2/8/2018).
Untuk itu dia meminta, agar cara-cara barbar seperti gerakan tagar #2019GantiPresiden harus dihindari. Karena cara tersebut tidak sejalan dengan semangat demokrasi di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia melanjutkan, sikap MUI Jabar terkait #2019GantiPresiden jangan dimaknai sebagai gerakan politik atau bentuk dukungan untuk pihak tertentu. Imbauan itu dikeluarkan MUI, kata Abdy, semata-mata untuk menjaga kondusifitas di masyarakat.
"Ini imbauan agar jalan demokrasi lebih baik. Kemudian ini juga semacam keresahan (MUI) demi menjaga situasi kondusif," katanya.
Abdy juga sependapat dengan pernyataan MUI Jabar yang menilai gerakan #2019GantiPresiden kental dengan provokasi. Selain itu gerakan tersebut kurang mendidik bagi masyarakat.
"Kita lihat saja (deklarasi #2019GantiPresiden ada) kerumunan massa, lalu pasti menyampaikan orasi. Orasi ini mengeluarkan statment yang memancing situasi orang tidak demokratis. Sementara demokrasi telah memberi jalan (mengganti Presiden) Pemilu di April nanti," katanya.
"(Gerakan #2019GantiPresiden) tidak memberi unsur edukasi karena jelas restrukturisasi politik melalui cara Pemilu," ujarnya. (mso/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini