Bamsoet, sapaan akrabnya, mengaku sangat prihatin karena kesulitan memperoleh bahan makanan yang dialami komunitas Suku Mause Ane itu, sehingga sampai menelan korban jiwa.
"Untuk memperkecil potensi jumlah korban, sebuah aksi lintas sektor untuk menolong komunitas itu harus segera digelar. Sebab, masih ada puluhan warga suku Mause Ane yang belum diketahui keberadaannya, karena terbiasa hidup berpindah-pindah atau nomaden dan sulit dijangkau. Mereka harus dicari dan didekati agar mau bersikap terbuka menerima upaya pertolongan dari pemerintah," kata Bamsoet dalam keterangan tertulis, Selasa (31/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selain itu, aksi pertolongan cepat itu tidak hanya sebatas menyuplai bahan pangan, tetapi juga obat-obatan, klinik atau Puskesmas darurat hingga tempat penampungan sementara. Tokoh masyarakat dan pemuka adat setempat diharapkan bisa segera berkomunikasi dengan warga Suku Mause Ane. Sebab, diperlukan pendekatan khusus agar warga suku Mause Ane mau bersikap terbuka dan kooperatif dengan komunitas lain di luar mereka," kata Bamsoet.
Dia juga memberikan apresiasi kepada TNI dan Polri yang telah maksimal mengupayakan pertolongan pertama bagi komunitas suku Mause Ane. Agar upaya pertolongan pertama itu bisa lebih efektif, Bamsoet mendorong tim dari Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, dan Pemda Maluku terjun langsung ke lokasi peristiwa.
"Bencana kelaparan yang dihadapi warga suku Mause Ane kali ini patut dijadikan momentum untuk melakukan pendekatan kepada mereka, sekaligus mengajak mereka keluar dari keterasingan," pungkas Bamsoet.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini