Cerita Mencekam Staf LKPP Saat Terjebak di Gunung Rinjani

Cerita Mencekam Staf LKPP Saat Terjebak di Gunung Rinjani

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Selasa, 31 Jul 2018 10:26 WIB
Pendaki yang dievakuasi dari Gunung Rinjani (Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom)
Lombok Timur - Erlin Halimatussadiyah tidak bisa melupakan peristiwa saat terjebak di Gunung Rinjani. Ia bersyukur didampingi porter dam guide yang setia menjaganya saat gempa 6,4 Skala Richter mengguncang Nusa Tenggara Timur (NTB).

Erlin merupakan salah satu staf Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) yang diselamatkan oleh tim gabungan.

Dia kemudian berbagi pengalamannya setelah dievakuasi dengan helikopter di posko kesehatan TNI AD, Sembalun, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (31/7/2018).
Erlin saat itu naik gunung bersama Kapusdiklat LKPP Suharti dan staf lainnya bernama Bagus Novandi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum terjadi gempa, ketiga pegawai LKPP itu sebenarnya diharuskan tidak bermalam di Danau Segara Anak. Namun, karena kelelahan, mereka akhirnya tak melanjutkan perjalanan.

"Kami itu harusnya di Segara Anak tidak bermalam dan guide kami sudah bilang, harusnya kami naik ke Senaru. Karena kami sudah kelelahan, jalan kami lambat. Akhirnya kami di Segara Anak bermalam di situ," kata Erlin sambil menangis tersedu-sedu.
Setelah itu, mereka berencana naik ke Batu Ceper pada Minggu (29/7) pukul 06.00 Wita. Tak disangka, gempa melanda kawasan tersebut.

Menurut Erlin, banyak porter yang lari meninggalkan barang-barang karena panik. Tetapi dua porter dan satu orang guide tetap bersama rombongannya.

"Porter-porter sudah meninggalkan barangnya, sudah berlarian karena batu-batu dari atas, sudah mengelilingi kami. Di situ guide kami survive di situ, kami stay di situ. Kami berlindung di bawah karena ada gempa susulan," tutur Erlin.

Gempa susulan masih terjadi. Akhirnya ketiga pegawai LKPP itu mencari tempat berlindung. "Dengan debu, dengan masker seadanya. Kami bersama tim tetap," ujarnya.

Guide kemudian menyarankan bertahan di Batu Ceper. Lokasi itu diceritakan sebagai tempat yang cukup aman untuk berlindung.

"Lalu setelah gempa, kata guide-nya, kita ke atas, ke Batu Ceper, karena di sana, dipercaya orang sana, Batu Ceper itu mitosnya di sana di Bagu Ceper, perlindungan kami. Kami berlindung lagi di Batu Ceper. Seharian kami masih di Batu Ceper," imbuh Erlin.

Sehari bermalam di Batu Ceper, ketiga pegawai LKPP itu turun ke Danau Segara Anak karena dikhawatirkan masih ada longsor. Erlin mengisahkan bagaimana guide dan porter tetap berusaha menjaga rombongan.

"Guide kami bingung juga, karena di Batu Ceper itu nggak ada sinyal, nggak ada air. Hanya batu yang menyelamatkan kami dari gempa. Guide kami turun ke Segara Anak karena banyak juga yang di Segara karena danau ada air, ada sinyal, dan ada pohon. Setelah dapat info dari Segara Anak, guide kami balik lagi ke atas memberitahukan kami bahwa kami harus ke bawah. Karena longsor masih dan kami masih di Batu Ceper," tuturnya.

Mereka kemudian menginap di Danau Segara Anak bersama ratusan pendaki lain. Di lokasi tersebut, Suharti menelepon semua kenalannya.

Tim kemudian melakukan evakuasi terhadap ketiga orang pegawai LKPP itu pagi tadi. Sementara tiga orang guide dan porter dievakuasi lewat jalur darat.


Tonton juga video: 'Saksi dari LKPP Ungkap Ada Rapat 'Rahasia' e-KTP di Kantor Wapres'

[Gambas:Video 20detik]

(aan/fdn)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads