Mereka diyakini diculik saat ISIS melakukan penyerangan minggu lalu di daerah yang penduduknya paling banyak adalah kelompok minoritas Druze di Suweida.
Paling tidak 215 orang tewas dalam serangkaian pengeboman bunuh diri.
Pemerintah Suriah menguasai sebagian besar wilayah, tetapi sejumlah daerah kecil di sana dikendalikan oleh milisi ISIS.
- Rencana membunuh PM Inggris Theresa May terbongkar
- Ketika ISIS lebih piawai menggunakan drone
- Sulitnya merebut 'jantung kekuasaan kekhalifahan' ISIS di Raqqa
Militer Suriah dengan dukungan Rusia, baru-baru ini melancarkan operasi untuk menguasai kembali wilayah yang masih di bawah kekuasaan kelompok jihad dan pemberontak.
Penculikan para perempuan dan anak-anak ini dilaporkan Pengamat Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), sebuah kelompok pengamat yang bermarkas di Inggris, dan situs berita Suwayda24.
SOHR mengatakan paling tidak 36 perempuan dan anak-anak diculik ISIS.
Beberapa perempuan berhasil melarikan diri, dan dua orang meninggal, kata sejumlah laporan.

BBC
Kelompok ISIS sampai sejauh ini belum mengomentari laporan penculikan.
Juga masih belum jelas apakah perundingan sedang dilakukan untuk membebaskan para sandera.
Druze adalah kelompok minoritas terbesar ketiga di Suriah dan oleh ISIS digolongkan sebagai orang-orang yang menyimpang.
- Milisi al-Nusra bunuh penduduk desa Druze
- Kisah para perempuan desa yang tak pernah bekerja di luar rumah
- Koran Inggris minta maaf ke George Clooney
Dalam setahun terakhir, milisi ISIS telah kehilangan sebagian besar daerah yang sebelumnya mereka kuasai di Suriah dan negara tetangga Irak.
Saat kelompok tersebut berada pada puncak kekuasaannya, sekitar 10 juta orang tinggal di wilayah ISIS, tetapi militer Amerika Serikat mengatakan pada permulaan tahun ini bahwa kelompok jihadis tersebut telah diusir dari 98% daerahnya.
Di Suriah, ISIS masih ada di sejumlah kantong kecil di provinsi selatan seperti Suweida dan Deraa, di samping di sejumlah bagian di timur.