"Bagi saya merupakan kehormatan besar menjadi warga kehormatan TNI AL. Brevet Hiu Kencana yang disematkan di dada saya menjadi penyemangat juang untuk selalu mengabdi kepada Tanah Air tercinta, sebagaimana yang selalu ditunjukkan oleh para prajurit TNI di lapangan," ujar Bamsoet saat penyematan Brevet Hiu Kencana di dalam kapal selam Ardadadeli dengan kedalaman 250 meter di dasar bawah laut dari Pangkalan Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok, Jakarta, Senin (30/7/2018).
Bagi politikus Partai Golkar ini, penyematan brevet tersebut memberi semangat tambahan bagi dirinya dan DPR untuk berkolaborasi lebih baik lagi dengan TNI Angkatan Laut. Khususnya dalam mendukung pemerintahan Presiden Jokowi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Di samping mengimplementasikan kebijakan pemerintah mencapai kemandirian industri pertahanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Ketua Komisi III DPR RI ini memandang pentingnya terus menggelorakan doktrin kekuatan maritim. Hal ini sejalan dengan arah pembangunan Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo yang menggagas kembali kejayaan bangsa Indonesia sebagai negara maritim.
"Kedaulatan kita di laut seharusnya bukan hanya terletak pada sea power, yang mengacu pada kontrol menyeluruh atas lautan saja, melainkan juga pada naval power, yang mengacu kepada angkatan bersenjata yang terorganisasi di lautan. Karena itu, menguatkan pertahanan Indonesia harus dimulai dengan menguatkan armada TNI Angkatan Laut," kata dia.
"Idealnya, untuk menjaga kedaulatan wilayah NKRI, Indonesia sekurangnya membutuhkan 16-18 armada kapal selam modern. Saat ini kita baru memiliki 5 armada kapal selam. Dua unit terakhir dari Korea Selatan dan satu unit lagi dalam penyelesaian di PT PAL Surabaya," kata Bamsoet lagi.
Ketua Badan Bela Negara Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) ini menjelaskan, sejak berabad silam, kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia telah berorientasi ke laut. Masyarakat Indonesia dikenal sebagai pelaut ulung yang sanggup mengarungi lautan lepas hingga Madagaskar. Laut bagi bangsa Indonesia bukan semata wilayah perairan, tapi juga menjadi kekuatan utama sekaligus sumber penghidupan.
"Kita bukan bangsa lemah yang bisa dengan mudah ditelan ombak. Kita adalah bangsa yang kuat dengan jiwa Cakrabakti Samudra, yakni jiwa pelaut yang tak gentar mengarungi samudra dan menghadang gelombang menjulang," pungkas Bamsoet.
Selain Bamsoet, Brevet Kehormatan Hiu Kencana disematkan kepada 10 orang yang dianggap berkontribusi kepada TNI AL, khususnya Satuan Kapal Selam. Mereka adalah Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Moermahadi Soerja Djanegara, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur, serta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Soemantri Brodjonegoro.
Kemudian, anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, anggota I BPK Agung Firman Sampurna, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Madya TNI Siwi Sukma Adji, Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Madya TNI Yuyu Sutisna, Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono, Panglima Komando Armada II Laksamana Muda TNI Didik Setiyono, serta Panglima Komando Armada III Laksda TNI I NG Ariawan. (idr/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini