Cerita itu dia sampaikan setelah berhasil dievakuasi tim gabungan, Senin (30/7/2018). Azka mengatakan jalur yang biasa dipakai pendaki rusak akibat gempa.
"Pas turunnya, jalan nggak kayak begitu, pas naiknya agak sulit sama retak-retak gitu," kata Azka di Bawak Nao, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat gempa terjadi, Azka mengaku sedang berada di Danau Segara Anak. Dia bersama kedelapan temannya sangat panik.
Dia bahkan tak bisa mengungkapkan perasaannya soal kejadian itu. Yang jelas, dia mengaku sangat trauma karena itu merupakan pertama kalinya mengalami gempa di gunung.
"Sempat trauma, nggak bisa digambarkan," tuturnya.
Hal yang sama dialami pendaki bernama Abdullah Jaelani (31). Jaelani pergi naik gunung pada Jumat (27/7) lalu.
Jaelani terjebak di Danau Segara Anak karena jalur yang dilewati rusak. Dia lalu mengisahkan begitu dahsyatnya gempa yang terjadi pada Minggu (29/7) kemarin itu.
"Ya goyang gunung itu beneran goyang dua-tiga kalian ya berturut-turut ya, goyang setelah itu gunung sebelahnya runtuh, sebelah kiri juga runtuh, makanya kami terjebak di sana, nggak bisa balik," tutur dia.
Dia kemudian menginap selama semalam di dekat Danau Anak Segara bersama ratusan pendaki lain. Dia juga berembuk bersama pendaki lain untuk mencari jalur pulang.
"Lepas itu kita nginep dulu di sana kemarin, tadi pagi kita sudah ngerembukin dengan teman-teman yang di sana, ada 400 orang, langsung kita balik tadi pagi," ujarnya.
Jaelani bersama teman-temannya berhasil dievakuasi sore tadi menggunakan tali dari porter. Menurut dia, jembatan di Rinjani putus akibat gempa.
"(Pakai) tali porter. Ada jembatan yang putus," imbuhnya. (knv/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini