"Pertimbangannya begini, Pak Anies itu belum ada tanda-tanda dia akan maju. Kalau di awal nama dia ada (sebagai kandidat), cuma saya melihat Pak Anies itu nampaknya masih ingin bertanggung jawab sebagai Gubernur, karena beliau memegang jabatan itu juga belum lama," kata Ketua GNPF-U Yusuf Martak kepada wartawan usai konferensi pers di Menara Paninsula, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (29/7/2018).
Dia menyebut sosok Prabowo yang nasionalis memerlukan pendamping yang berlatar belakang ulama atau tokoh agama. Beberapa peserta dan tokoh ulama telah menyepakati sosok cawapres harus diisi oleh ulama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"AHY itu kan dari Demokrat, saya mendengar sendiri ada partai yang akan berkoalisi dan akan bekerja sama dengan kami. Demokrat itu tidak mengajukan AHY, jadi tidak menjadi satu syarat mutlak bahwa harus AHY," tutur dia.
Ketiksaditanya apakah Ijtimak Ulama akan tetap mendukung Prabowo sebagi capres jika AHY yang dipilihnya menjadi cawapres, Yusuf menjawab kemungkinan tersebut akan didiskusikan dengan Habib Rizieq.
"Nanti kita sampaikan lagi ke HRS untuk didiskusikan," jelas dia.
Ijtimak Ulama telah mengeluarkan hasil yaitu Prabowo sebagai capres dan ada dua nama cawapres yang direkomendasikan untuk mendampingi Prabowo. Nama pertama adalah Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri. Nama kedua adalah Ustaz Abdul Somad.
"Untuk kepemimpinan nasional, peserta Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional sepakat untuk merekomendasikan: Letjen TNI (Purn) H. Prabowo Subianto - Al Habib Dr. H. Salim Segaf Al-Jufri dan Letjen TNI (Purn) H. Prabowo Subianto - Ust. Abdul Somad Batubara, Lc., MA sebagai calon presiden dan calon wakil presiden untuk didaftarkan ke KPU oleh Partai Koalisi Keumatan dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2019," papar Yusuf saat konferensi pers. (tor/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini