Cerita di Balik Kerennya Lapangan Banteng Hasil Revitalisasi

Cerita di Balik Kerennya Lapangan Banteng Hasil Revitalisasi

Danu Damarjati - detikNews
Jumat, 27 Jul 2018 21:30 WIB
Monumen Pembebasan Irian Barat, Lapangan Banteng. (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta - Bila arsitek ini tak berinisiatif merevitalisasi seluruh bagian Lapangan Banteng, maka paling banter hanya pagar lapangan olahraganya saja yang dibangun. Gayung bersambut pula, inisiatifnya didukung oleh Pemerintah Provinsi DKI.

Arsitek bernama Gregorius Antar Awal, biasa disapa Yori Antar, menceritakan awal mula revitalisasi Lapangan Banteng. Pada 2016 setelah selesai mengerjakan rancangan Taman Diponegoro Jakarta Pusat dan kawasan Kalijodo Jakarta Barat, dia kembali ditunjuk oleh Pemprov DKI pimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk mengerjakan proyek di Lapangan Banteng itu.

"Pak Gubernur menginstruksikan ke Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI untuk merevitalisasi Lapangan Banteng, dimulai dengan penataan pagar," kata Yori Antar kepada detikcom, Jumat (27/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia ditunjuk langsung tanpa melalui mekanisme lelang, ini diperbolehkan karena proyek pembangunan di Lapangan Banteng tidak menggunakan duit APBD. Proyek itu menggunakan duit hasil Koefisien Lantai Bangunan (KLB). Para pemilik gedung diwajibkan membayar kompensasi KLB ke Pemprov DKI bila hendak menaikkan tinggi gedungnya. Terkumpullah duit Rp 8 milar dari salah seorang pemilik gedung, duitnya dipakai untuk menjalankan proyek Lapangan Banteng itu.

"Memang duit Rp 8 miliar itu ditugaskan Dinas Pertamanan sebagai biaya untuk pagar yang mengelilingi lapangan olahraganya saja. Tapi kemudian saya tidak mau bila hanya merancang pagar," ujar Yori.

"Saya maunya merevitalisasi seluruh kawasan Lapangan Banteng," imbuhnya.

Cerita di Balik Kerennya Lapangan Banteng Hasil RevitalisasiArsitek Yori Antar (Dok Pribadi Yori Antar)


Kawasan Lapangan Banteng dibagi menjadi tiga zona, yakni zona Monumen Pembebasan Irian Barat, zona olahraga, dan zona hutan kota. Yori hendak merevitalisasi semua itu sebagai upaya penjenamaan ulang (rebranding) monumen tentang Pembebasan Irian Barat yang dibangun tahun 1962 itu.

"Itu monumen bersejarah, dibangun di zaman Gubernur Henk Ngantung, diarsiteki oleh Frederich Silaban dan patungnya dikerjakan pematung Yogyakarta Edhi Sunarso," kata Yori.


Keinginannya bulat untuk merevitalisasi kawasan Lapangan Banteng. Maka dia pergi mempresentasikan idenya di depan Dinas Pertamanan DKI. Presentasinya bikin kaget jajaran Dinas, selanjutnya Yori diarahkan untuk presentasi langsung saja ke Gubernur Ahok.

"Waktu saya presentasi ke Bapak Gubernur Basuki, Pak Gubernur malah senang sekali. Dia akan mencarikan dana KLB-nya, karena dia tidak mau pakai APBD," kata Yori. Singkat cerita, didapatkanlah dana tambahan Rp 140 miliar dari satu perusahaan lewat mekanisme pembayaran kompensasi KLB.

Ada pula satu perusahaan restoran cepat saji yang bersedia menambah fasilitas taman bermain, membuat taman olahraga, merapikan rumput, serta melakukan penghijauan di kawasan Lapangan Banteng itu.


Yori harus menjalani 13 kali sidang di depan Tim Sidang Pemugaran (TSP) Provinsi DKI yang diketuai Bambang Eryudhawan. Sidang-sidang ini berguna untuk memastikan revitalisasi tidak merusak sisi historis Lapangan Banteng.

"Mulai dari sidang soal bangunannya, soal lansekap, soal perletakannya, rumputnya tidak boleh sintetis, sampai soal teks di monumen itu. Itu semua membuat rancangan tambah sempurna," kata Yori.

Ahok cuti kampanye, Sumarsono masuk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI. Peletakan batu pertama proyek revitalisasi kawasan Lapangan Banteng dilakukan oleh Sumarsono pada 17 Maret 2017. Namun pembangunan proyek belum bisa langsung dijalankan seketika itu juga, soalnya perlu ada perizinan dan prosedur yang harus dilengkapi terlebih dahulu.

"Pak Djarot-lah yang lobi-lobi supaya Pemda DKI bekerja lebih cepat," kata Yori.


Barulah di era Gubernur Djarot Saiful Hidayat, proses pembangunan dimulai, lanjut sampai era Gubernur Anies Baswedan. Peresmian Lapangan Banteng yang telah selesai direvitalisasi dilaksanakan pada Rabu (25/7) lalu. Dia berharap Lapangan Banteng bisa terus terpelihara, ruang terbuka hijau di Jakarta terus ditambah, serta area untuk pejalan kaki semakin baik lagi.

"Yang saya hormati juga, keluarga yang mewakili para kreator yang karyanya masih tegak berada di Lapangan Banteng ini, keluarga Henk Ngantung, keluarga Bapak Edi Sunarso, Keluarga Bapak Agus Bimara, keluarga Bapak Rosdi Husein, dan yang juga perlu secara khusus kita beri apresiasi yang merancang dan menyiapkan grand design dari nol, Bapak Yori Antar," demikian kata Anies pada peresmian hasil revitalisasi Lapangan Banteng, pada Rabu (25/7) lalu.

(dnu/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads