Hanura Dinilai Partai Paling Banyak Protes Aturan Nyaleg

Hanura Dinilai Partai Paling Banyak Protes Aturan Nyaleg

Parastiti Kharisma Putri - detikNews
Jumat, 27 Jul 2018 15:48 WIB
Foto: Diskusi di Formappi Diskusi soal putusan MK yang melarang pengurus parpol menjadi senator. (Parastiti/detikcom)
Jakarta - Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait larangan calon anggota DPD dari pengurus partai politik (parpol) menuai kontroversi. Direktur Jenggala Center Syamsuddin Radjab menyebut protes terbanyak atas aturan tersebut disumbang Partai Hanura.

Syamsuddin mengatakan saat ini jumlah pengurus Partai Hanura yang menjadi anggota DPD lebih banyak ketimbang partai lain. Dengan alasan itu, dia menyebut Hanura kurang taat dalam bernegara.

"Hanura ini semuanya anggota DPD plus pengurus parpol. Ini yang kebanyakan protes ya orang Hanura. Ini menandakan ketaatan bernegara di Hanura itu kurang," kata Syamsuddin di Kantor Formappi, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (27/7/2018).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia kemudian menyinggung posisi Ketum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) yang juga menjabat sebagai Ketua DPD RI. Syamsuddin menilai rangkap jabatan OSO itu berpotensi merugikan negara.

"Ketum Hanura itu dia kadang bangga jadi ketum parpol, ketua DPD dan ketua (pimpinan) MPR. Dia tidak sadar apa yang dilakukannya berpotensi merugikan negara, keserakahan politik, kekuasaan dan pelanggaran perundang-undangan," ujarnya.


Untuk itu, Syamsuddin menuturkan, dibutuhkan kesadaran dari para pengurus parpol yang mencalonkan anggota DPD.

"Dibutuhkan kesadaran. Harus taat hukum, nggak ada jalan lain," tutupnya.

Seperti diketahui, Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan pengurus parpol dilarang menjadi calon anggota DPD/senator. Keputusan MK soal anggota DPD tidak boleh lagi rangkap jabatan dengan menjadi pengurus parpol termaktub dalam putusan MK No. 30/PUU-XVI/2018 yang dibacakan pada Senin, (23/7) lalu.


Konflik Internal Hanura Rugikan KPU, Simak Videonya:

[Gambas:Video 20detik]

(yas/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads