"Kita sebagai alumni Al-Azhar, alumni Timur Tengah, yang sekarang telah menempati posisi-posisi penting, menjadi teladan-teladan bagi masyarakat, jangan kita biarkan teriakan destruktif yang memecah belah kekompakan umat, jangan biarkan orang-orang yang tidak memiliki otoritas memadai untuk berbicara tentang Islam, berteriak mengatasnamakan Islam," kata TGB saat memberikan sambutan di Konferensi Ulama Internasional di Islamic Centre, Mataram, NTB, Jumat (27/7/2018).
TGB, yang juga menjabat Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia, meminta alumni Al-Azhar menyuarakan moderasi Islam. Menurut TGB, jangan biarkan pemahaman agama yang keliru menyebabkan perpecahan umat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
TGB mengatakan pemahaman moderasi Islam mampu melahirkan kebaikan bagi bangsa Indonesia. Salah satu contohnya adalah peran penting para ulama dalam mendorong kemerdekaan Indonesia.
"Moderasi Islam yang dipegang oleh ulama ahlussunnah wal jamaah di Indonesia telah mampu menjadi tanah yang paling subur bagi hadirnya kebaikan di Nusantara. Salah satu buah dari moderasi Islam, salah satu dakwah ahlussunnah wal jamaah di Indonesia, 17 Agustus 1945, lahirlah Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang salah satu atau sebagian pendirinya adalah para ahlussunnah wal jamaah," ujarnya.
Karena itu, TGB meminta umat terus memperteguh Islam pertengahan dalam kondisi apa pun, termasuk kontestasi pilpres. Moderasi Islam, kata TGB, menjadi perekat persatuan bangsa.
"Dalam situasi seperti apa pun di Indonesia, menghadapi kontestasi-kontestasi apa pun, menghadapi agenda bangsa apa pun, mari kita jadikan manhajul wasathiyah, moderasi Islam, sebagai perekat antara kita semua elemen umat dan elemen bangsa di Indonesia tercinta ini," tuturnya.
(knv/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini