Usung Tema Moderasi Islam, Konferensi Ulama Ingin Cegah Ekstremisme

Usung Tema Moderasi Islam, Konferensi Ulama Ingin Cegah Ekstremisme

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Kamis, 26 Jul 2018 23:05 WIB
TGB saat pembukaan konferensi ulama di Lombok (Kanavino/detikcom)
Lombok - Konferensi Ulama Internasional yang digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengusung tema Moderasi Islam: Perspektif Ahlussunanah Wal Jama'ah. Lewat tema itu, para ulama dari berbagai negara ingin mencegah keretakan sosial akibat pemahaman agama yang ekstrem.

"Nah, kenapa kemarin kita menyampaikan itu karena memang kita semua merasakan dan melihat bahwa ketika pandangan ekstrem itu menjadi pandangan yang kuat dan dianut oleh masyarakat, pandangan itu bisa menyebabkan keretakan sosial," kata Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Kamis (26/7/2018).


TGB, yang juga menjabat Ketua Umum Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar Cabang Indonesia, menyebut pemahaman agama yang keliru dapat menyebabkan suatu negara terpecah. Padahal agama itu sejatinya memberikan suasana perdamaian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bahkan dalam beberapa keadaan bisa menyebabkan satu negara bisa terpecah pemahaman keagamaan yang ekstrem," ujarnya.

TGB berharap pemahaman Islam moderat bisa terwujud di Indonesia. Pemahaman itu, menurut TGB, akan mengokohkan persatuan dan persaudaraan setiap anak bangsa.

"Implementasinya jadi dia tidak hanya pengalaman agama yang terlaksana di tengah masyarakat, tapi juga pemahaman yang bisa menghadirkan kedamaian, menghadirkan kebersamaan, dan mengokohkan persaudaraan di antara anak-anak bangsa. Jadi kami ingin mendetailkan, mengelaborasi konsep moderasi Islam dalam aspek-aspek yang beragam," bebernya.
Usung Tema Moderasi Islam, Konferensi Ulama Ingin Cegah EkstremismeTGB dalam acara konferensi ulama (Kanavino/detikcom)

Salah satu implementasi moderasi Islam itu, kata TGB, harus diwujudkan juga dalam kontestasi Pilpres 2019. Semangat yang harus dibangun adalah semangat persaudaraan.

"Termasuk kontestasi politik yang akan dilaksanakan tahun depan di Indonesia, pilpres bersama pileg. Proporsional itu dalam arti tidak berlebih-lebihan antara satu kubu dan kubu lain, itu tetap dalam semangat persaudaraan sebagai anak bangsa, tidak boleh saling menghujat, apalagi kemudian mengembangkan model yang menihilkan satu sama lain," ujarnya.

Lebih jauh TGB mengatakan moderasi Islam sebagai salah satu pengaman bagi kokohnya persatuan di Indonesia. Dia menyebut NTB bisa menjadi salah satu contoh penerapan pemahaman moderasi Islam itu.

"Iya, jadi saya merasa moderasi Islam ini sebagai salah satu katup pengaman kita, salah satu pilar yang paling kokoh di dalam menjaga keharmonisan sosial kita. Memang ada satu-dua masalah, tetapi mainstream-nya atau situasi secara umum adalah situasi yang aman dan saya pikir NTB bisa menjadi salah satu contoh selain tempat lain bagaimana keragaman dalam keyakinan itu tidak menyebabkan keretakan dalam hubungan sosial," tuturnya. (ams/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads