"Meraka (suku Mause Ane) mengalami muntaber, karena dia (suku Mause Ane) mungkin minum air yang tidak layak dikonsumsi dan kalau makan, menurut pengakuan meraka makan yang dari alam untuk bertahan hidup. Jadi selama ini bertahan hidup seperti itu," kata Kapendam XVI/Pattimura, Kolonel Arm Sarkistan Sihaloho, kepada detikcom, Kamis (26/7/2018).
Kapendam XVI/ Pattimura menjelaskan menurut masyarakat di sana salama ini meraka kehidupan di hutan seperti itu.
"Menurut masyarakat di sana selama ini kehidupan mereka (suku Mause Ane) di hutan seperti itu dan disampaikan mereka kehabisan bahan makanan karena ada katanya hama babi dan tikus. Mungkin yang biasa makanan mereka jenis umbi-umbian habis sehingga meraka tidak bisa berpindah lagi. Kita dengar juga beberapa tahun perna diimbau untuk turun meraka tinggalkan lagi," ujarnya.
Selain bantuan bahan makanan dan obat-obatan, TNI juga mengirim tim medis dan dokter untuk mengobati suku terpencil yang terkena penyakit muntaber dan gatal-gatal. Satu unit mabil ambulance stand by di lokasi penjemputan. Untuk sementara ini posko telah didirikan untuk pengobatan keseahatan dan bantuan makanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita belum dengar ada busung lapar karena kita juga taulah kondisi. Di samping adat dan tradisi kita di sini belum pernah kejadian busung lapar. Makanya kita memastikan dulu dan kemarin saya tidak ada sampaikan bahwa ada terjadinya bahaya busung lapar informasinya dan didengar seperti itu belum bisa dipastikan," ujarnya. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini