Seperti dilansir AFP, Kamis (26/7/2018), para pakar dan anggota parlemen AS khawatir bahwa buruknya perencanaan dan kurangnya pendanaan akan menunda rencana Badan Antariksa AS atau NASA mengirimkan manusia ke Mars.
Presiden Donald Trump telah menggembar-gemborkan target bagi NASA untuk dicapai beberapa tahun ke depan. Salah satunya mengirimkan kembali astronot AS ke Bulan untuk pertama kalinya sejak misi Apollo tahun 1960-an dan 1970-an. Kemudian juga membangun lunar gateway yang akan menjadi pintu gerbang untuk menguji coba teknologi dan kendaraan luar angkasa yang akan membawa manusia ke Mars.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rapat dengar pendapat di Kongres AS di Washington DC, Senator Bill Nelson menyatakan keputusan Gedung Putih untuk kembali menjalankan misi ke Bulan -- misi yang pada era Presiden Barack Obama dihentikan demi fokus ke Mars -- bisa merusak keseluruhan proses.
"Kami tidak ingin merampok anggaran NASA dari apa yang menjadi targetnya dan targetnya adalah mencapai Mars dengan membawa manusia," ucap Nelson, Senator Florida dari Partai Demokrat.
Florida menjadi lokasi peluncuran luar angkasa Cape Canaveral dan Kennedy Space Center.
"Apakah misi-misi ini membantu kita mencapai target kita untuk membawa manusia ke Mars?" tanya Nelson.
Laporan panel pakar independen, Augustine Commission tahun 2009 lalu mengingatkan bahwa sumber daya yang dimiliki NASA tidak sepadan dengan target-targetnya yang terlampau tinggi. Disebutkan Augustine Commission, dengan anggaran tahunan sekitar US$ 18 miliar (Rp 256,1 triliun), NASA akan membutuhkan dana ekstra sebesar US$ 3 miliar (Rp 42,6 triliun) per tahun untuk bisa mewujudkan misi manusia ke Mars.
Baru-baru ini, sejumlah pejabat NASA menyatakan pihaknya sepanjang tahun ini berupaya menyusun program luar angkasa yang mendalam dengan bujet yang lebih sedikit.
Nelson dalam argumennya mengatakan, National Academies of Science telah melakukan penghitungan, jika tidak ada perubahan pada bujet NASA, maka misi ke Mars akan tertunda lama.
"Lupakan skenario mencapai Mars tahun 2030. Itu akan membawa kita hingga tahun 2050," tegas Nelson. "Saya pikir kita tidak ingin menunggu selama itu," imbuhnya.
Baca juga: Ilmuwan Deteksi Keberadaan Air di Mars |
Sebelumnya pada tahun 2017 lalu, undang-undang (UU) NASA yang diloloskan Kongres AS mewajibkan badan antariksa AS itu untuk menjelaskan dan memberi laporan per tahap soal misi ke Mars. Nelson menyebut pemetaan misi ke Mars hingga kini belum jelas.
Tonton juga 'Ilmuwan Deteksi Keberadaan Air di Mars':
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini