Pemandangan di telaga terluas di dataran tinggi Dieng ini sudah terjadi sejak beberapa pekan lalu. Mengingat keberadaan air di telaga ini bagi petani sangat vital.
"Kalau ingin tanamannya tidak mati setiap hari harus disiram. Makanya petani rela membawa pompa air ke sini untuk menyedot air telaga," kata Suroji (38) salah seorang petani kentang di Desa Karangtengah saat ditemui di Telaga Merdada Rabu (25/7/2018).
Menurutnya akibat musim kemarau yang sudah mulai dirasakan petani sejak awal Bulan Juli ini membuat sumber air kering. Sehingga air telaga menjadi satu-satunya sumber air bagi petani.
Imbasnya, biaya produksi menjadi lebih banyak dari biasanya. Salah satunya membeli bahan bakar minyak (BBM) untuk mengisi mesin pompa air.
"Petani tidak punya pilihan lain karena sumber air sudah kering. Jadi tidak apa-apa mengeluarkan biaya tambahan asalkan tanaman tidak mati," ujarnya.
Saat ini, rata-rata usia tanaman kentang sekitar 40 hari. Sehingga berbagai upaya harus dilakukan petani agar tanaman tetap bertahan hingga memasuki masa panen.
"Biasanya kalau sudah tiga bulan lebih sudah bisa dipanen. Jadi sampai nanti bisa dipanen kebutuhan air harus terus tercukupi," tuturnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini