Seperti dilansir AFP, Rabu (25/7/2018), badan-badan kemanusiaan telah memperingatkan potensi bencana akibat hujan deras yang mengguyur distrik Cox's Bazar, Bangladesh. Sekitar 1 juta pengungsi Rohingya tinggal di kamp-kamp pengungsian di Cox's Bazar yang berbukit-bukit.
"Empat anak dari keluarga yang sama sedang tertidur ketika mereka tertimbun bongkahan tanah dari bukit saat longsor terjadi pagi ini," tutur kepala kepolisian Cox's Bazar, Fariduddin Khandaker, kepada AFP.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Satu korban tewas lainnya merupakan seorang bocah berusia 6 tahun di kota Ramu, yang bersebelahan dengan Cox's Bazar.
Para korban tewas bukanlah pengungsi Rohingya. Longsor terjadi usai hujan deras mengguyur selama tiga hari berturut-turut.
Baik Cox's Bazar maupun Ramu terletak dekat dengan Kutupalong, yang menjadi lokasi kamp pengungsi terbesar di dunia. Lebih dari setengah juta warga Rohingya yang kabur dari Myanmar, tinggal di dalam pondok bambu yang hanya ditutup terpal. Kebanyakan pondok dibangun di area perbukitan yang rawan longsor.
Longsor yang melanda wilayah tersebut bulan lalu telah menewaskan sedikitnya 18 orang, termasuk seorang bocah Rohingya yang tertimpa dinding lumpur.
Dituturkan pejabat pemulihan bencana Bangladesh, sekitar 200 warga Rohingya yang tinggal di area perbukitan berisiko terkena bencana saat musim penghujan. Dari jumlah itu, baru sekitar 37 ribu orang yang pindah ke lokasi yang lebih aman.
Tonton juga video: 'Warga Rohingya Gelar Aksi di Kamp Pengungsi'
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini