"Masyarakat termasuk saya baru tahu sekarang. Saya tidak tahu kapan berdirinya, saya masuk ke sini sudah ada,," ucap Kalapas Sukamiskin Kusnali usai pembongkaran di Lapas Sukamiskin, Jalan AH Nasution, Kota Bandung, Rabu (25/7/2018) dini hari.
Kusnali menduga ada kebijakan lain yang diberlakukan kalapas-kalapas sebelumnya terkait keberadaan saung 'elite' tersebut. Salah satunya, sambung dia, minimnya fasilitas umum di dalam lapas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin kebijakannya lain. Kemarin kan akan dibangun fasilitas umum, tapi sampai sekarang belum terwujud," ujarnya.
Oleh karena itu, dia menyebut OTT dan penggeledahan KPK yang menemukan fasilitas mewah menjadi momentum untuk memperbaiki. Termasuk membongkar saung tersebut.
"Ini jadi momen untuk bisa membersihkan sarana dan prasarana yang tidak semestinya," ucapnya.
Saung 'elite' tersebut dibongkar petugas Kanwil Kemenkum HAM Jabar sejak sore tadi pukul 17.00 WIB hingga selesai pukul 00.30 tengah malam. Pembongkaran atas instruksi dari Dirjen PAS Sri Puguh Budi Utami yang meminta 'bersih-bersih' lapas pasca temuan KPK.
Plt Kakanwil Kemenkum HAM Jabar Dodot Adi Koeswanto menyebut saung tersebut dibangun atas swadaya para napi yang kebanyakan napi koruptor. Kebaradaannya sudah lama.
"Yang membuat saung warga binaan sendiri, atas dana mereka dan sudah berjalan lama," ucap Dodot.
Keberadaan saung 'elite' sempat membetot perhatian masyarakat. Saung yang konon dibangun dari hasil swadaya para penghuni lapas ini disebut memiliki fungsi sebagai tempat besuk.
Keberadaan saung ini membetot perhatian publik lantaran disebut-sebut tampil mewah. Saung itu kerap dipergunakan para narapidana untuk berjumpa keluarga dan kolega sambil menikmati sajian makan-minum dan menggelar aneka acara.
Saung beragam ukuran ini terbuat dari bambu. Sisi kanan-kirinya saung terpasang setengah dinding berbahan anyaman rotan dan beratap ijuk.
(jor/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini