Lawan Prabowo, Poyuono Hadapi MK Gerindra

Lawan Prabowo, Poyuono Hadapi MK Gerindra

Gibran Maulana Ibrahim, Tsarina Maharani - detikNews
Selasa, 24 Jul 2018 20:11 WIB
Foto: dok. Pribadi Arief Poyuono
Jakarta - Waketum Gerindra Arief Poyuono tak dibiarkan begitu saja setelah melawan perintah Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk meminta maaf ke Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Arief dibawa ke Mahkamah Kehormatan (MK) Gerindra.

"Sidang itu besok," kata Anggota Majelis Kehormatan DPP Gerindra Habiburokhman, Selasa (24/7/2018) hari ini.


Teguran disampaikan Prabowo kepada Poyuono melalui pesan WhatsApp. Pernyataan Poyuono dianggap telah melampaui kewenangannya, apalagi saat ini Gerindra sedang menjajaki peluang berkoalisi dengan Demokrat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tidak menganggap Saudara AHY seorang anak kecil. Pengalaman beliau selama di TNI dan sekolah beliau di dalam dan luar negeri menunjukkan beliau memiliki kapabilitas," demikian kata Prabowo dalam surat teguran kepada Poyuono.

"Saudara Arief Poyuono, saya sangat menyesal mendengar Anda membuat komentar tentang rencana kita berkoalisi dengan Partai Demokrat. Pernyataan tersebut di luar wewenang Anda dan sangat tidak memiliki dasar," tambahnya.

Prabowo menekankan pernyataan politik sepenuhnya ada di tangan dia dan orang-orang suruhannya. Poyuono pun diminta meminta maaf kepada AHY dan Demokrat.

"Ini merupakan teguran. Saya berharap Anda dapat membuat statement keterangan pers untuk mencabut pernyataan Anda dan menyampaikan permohonan maaf kepada Partai Demokrat," jelas Prabowo.


Namun Poyuono tak mau meminta maaf. Dia merasa memiliki tujuan baik, yaitu mendidik AHY.

"Saya nggak mau minta maaflah. Nggaklah. Ngapain? Wong tujuan saya benar kok supaya AHY jadi kuat. Kan yang ngomong bukan saya saja. Banyak yang ngomong AHY seperti itu. Nah AHY harus buktikan," ujar Poyuono.

Menurut dia, kritik seperti yang disampaikannya diperlukan AHY. Poyuono menilai AHY masih perlu ditempa agar tumbuh menjadi pemimpin besar.

"Sekarang kan begini, AHY itu harus dihina dan dikuatkan kalau dia ingin jadi seorang pemimpin besar. Dan AHY ini memang punya potensi pemimpin besar. Sekolahnya tinggi, lulusan ABRI. Tapi kan politik nggak bisa begitu. AHY ini harus ditempa, dikritik, harus kuat. Jangan ujuk-ujuk lapor, baru dihina begitu," tuturnya. (tor/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads