Caranya melalui teknik mengemudi dengan menerapkan prinsip-prinsip dasar safety driving, berkendara lebih efisien, hemat bahan bakar, dan mengurangi polusi.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan KLHK, M.R. Karliansyah mengatakan, kegiatan eco-driving ini merupakan bagian dari Program Langit Biru. Tujuannya untuk mendorong peningkatan kualitas udara perkotaan dari pencemaran udara yang bersumber dari kendaraan bermotor melalui penerapan transportasi berkelanjutan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eco-driving juga dapat menjawab tantangan upaya-upaya inovatif untuk program penurunan konsumsi bahan bakar minyak sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca yang merupakan penyebab terjadinya perubahan iklim dari sektor transportasi.
Penghematan penggunaan bahan bakar, juga dapat berimplikasi pada penurunan pencemaran udara yang disebabkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor. Aplikasi ini juga dapat mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas karena mengemudi bisa menjadi lebih aman dan nyaman (stressless).
Beberapa teknik dasar dalam eco driving meliputi hal-hal seperti tidak menunggu mesin meraung saat memindahkan perseneling mobil ke posisi yang lebih tinggi dan mempertahankan kecepatan secara konstan atau stabil.
Selain itu, kita harus menghindari pengereman dan akselerasi yang tidak perlu. Saat menikung, tidak perlu melakukan akselerasi serta pengemudi tentunya perlu menjaga kecepatan secara konstan dan putaran mesin tidak terlalu tinggi di kondisi jalanan menanjak dan turunan.
Melalui kegiatan ini, KLHK ingin memperkenalkan konsep, keuntungan dan manfaat Eco-Drive bagi semua pihak, memberikan pelatihan (teori) dan praktek Eco-Drive melalui Eco-Driving Rally, serta memunculkan kemandirian individu untuk menerapkan teknik mengemudi eco-drive.
Eco-Driving Rally diikuti puluhan peserta dari klub otomotif dan umum. Salah seorang peserta, Maz Agung Bariyadi, yang mengendarai Suzuki Wagon R, keluar sebagai pemenang untuk kategori mobil berbahan bakar bensin bermesin dibawah 1350 CC, dengan konsumsi BBM 57,07 km/liter dan waktu tempuh 59 menit 24 detik.
Sementara itu, M. Andry Fadhilah dengan Suzuki Ertiga, unggul untuk kategori mobil berbahan bakar bensin 1351 CC hingga 2000 CC, dengan konsumsi BBM 36,39 km/liter dan waktu tempuh 1 jam 5 menit 21 detik. Sedangkan, untuk kategori mobil berbahan bakar solar semua CC, Felix Valentini dengan Isuzu Panthernya terbukti paling irit, dengan konsumsi BBM 24,11 Km/liter dan waktu tempuh 2 jam 23 menit 4 detik. (ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini