"Kewaspadaan dalam siber perlu dilaksanakan dalam semua aspek kehidupan masyarakat, serangan yang terjadi dapat berlangsung secara frontal dan nyata dalam kelompok, namun juga bisa dilaksanakan secara terselubung dan adanya berita hoax, penyebaran virus komputer, pengebaran ideologi-ideologi radikal, rekruitmen kelompok teror dan teror serta pencurian data komputer," kata Doni di Hotel Grand Hyatt Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (24/7/2018).
"Kita tidak lama lagi akan memasuki sebuah proses tahun politik dan pemilihan presiden dan pemilihan anggota legislatif oleh karenanya apa yang disampaikan tentang ancaman, tentang proses pemilihan tersebut dapat membahayakan nasional kita," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengembangan dan kebudayaan dalam sumber daya manusia siber sangat mendesak dan menjadi ketahanan siber Indonesia. Program pelatihan kemasyarakatan tentang pentingnya pengamanan siber," katanya.
![]() |
Letjen Doni juga ingin mengembalikan semangat Nawa Cita yang didorong oleh Presiden Jokowi. Menurutnya Nawa Cita sangat penting untuk menghadapi serangan siber.
"Nawa Cita sebagai rujukan menghadapi ancaman serangan siber tertuang dalam butir ke-4 menghadirkan kembali negara dan untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara. Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih seakan disadarkan batas kegiatan manusia bahkan negara," jelasnya.
Latihan Simulasi Insiden Siber ini diikuti sekitar 100 peserta dari Badan Siber dan Sandi Negara, Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Angkasa Pura sama AirNav Indonesia. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo juga hadir di acara tersebut.
Masuki Tahun Politik, Hoaks Harus Diserang! Simak Videonya:
(idn/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini