Herayati masuk ITB melalui jalur Bidikmisi. Dari beasiswa itu, semua biaya hidup dan pendidikan selama kuliah di ITB ditanggung pemerintah. Hera bahkan tidak pernah mendapat uang jajan dari orangtuanya lantaran tak cukup biaya.
Dari keterbatasan itu, Hera berjuang untuk bisa membanggakan orangtuanya yang tak lain seorang tukang becak. Beberapa prestasi disabet mulai dari mahasiswa Bidikmisi terbaik hingga pernah menjadi delegasi Indonesia dalam acara Asia Pasific Future Leader Conference 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketertarikannya mengikuti acara itu karena dinilai acara tersebut bermanfaat untuk diikuti. Dalam acara itu, bukan sebatas membicarakan politik tapi juga bagaimana membangun keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Itu yang mendorong Hera buat ikut karena memang bagus, nggak cuma soal politik tapi juga itu tentang kehidupan berbangsa dan bertanah air juga," katanya.
![]() |
Keberangkatannya ke Malaysia sebagai geledasi Indonesia diakuinya dapat bantuan dari fakultas dan pihak rektorat. Dengan segala keterbatasan finansialnya, Hera bersyukur bisa mengikuti forum tingkat asia-pasifik.
"Waktu itu ke sana dibiayai sama Fakultas, dari ITB juga dapet. Jadi alhamdulillah nggak mengalami kesulitan soal dana untuk pergi ke sana," ujarnya.
Setelah lulus dari ITB, Hera punya cita-cita jadi dosen di salah satu universitas di Banten. Saat ini ia sedang menunggu pengumuman penerimaan beasiswa untuk melanjutkan kuliah di ITB melalui jalur fast track. Nantinya, studi magisternya itu hahya ditempuh satu tahun.
Tonton juga 'Abdul, Kakek Penarik Becak dan Seragam Tentaranya':
(asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini