Teguran disampaikan Prabowo kepada Poyuono melalui pesan WhatsApp. Pernyataan Poyuono dianggap telah melampaui kewenangannya, apalagi saat ini Gerindra sedang menjajaki peluang berkoalisi dengan Demokrat.
"Saya tidak menganggap Saudara AHY seorang anak kecil. Pengalaman beliau selama di TNI dan sekolah beliau di dalam dan luar negeri menunjukkan beliau memiliki kapabilitas," demikian kata Prabowo dalam surat teguran kepada Poyuono.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saudara Arief Poyuono, saya sangat menyesal mendengar Anda membuat komentar tentang rencana kita berkoalisi dengan Partai Demokrat. Pernyataan tersebut di luar wewenang Anda dan sangat tidak memiliki dasar," tambahnya.
Prabowo menekankan pernyataan politik sepenuhnya ada di tangan dia dan orang-orang suruhannya. Poyuono pun diminta meminta maaf kepada AHY dan Demokrat.
"Ini merupakan teguran. Saya berharap Anda dapat membuat statement keterangan pers untuk mencabut pernyataan Anda dan menyampaikan permohonan maaf kepada Partai Demokrat," jelas Prabowo.
"Saya minta Anda juga berkonsultasi dengan Sekjen Partai Gerindra tentang hal ini. Saya kira perlu ada pelurusan karena kita dalam tahap-tahap yang sangat penting dalam menyusun rencana-rencana penyelamatan bangsa Indonesia," tambah eks Danjen Kopassus itu.
Teguran Prabowo ke Poyuono dibenarkan Waketum Gerindra Sugiono. Ia juga mengakui hal tersebut. Namun, menurutnya, itu tidak dalam bentuk surat.
Poyuono pun menjelaskan perihal teguran Prabowo tersebut. Ini berawal saat ia ditanya soal kemungkinan Prabowo berpasangan dengan AHY pada Pilpres 2019. Dia tidak setuju karena menilai AHY belum punya pengalaman politik yang cukup untuk menjadi cawapres.
"Saya menyebut dia itu anak boncel, nggak punya pengalaman. Konteksnya kan ada pertanyaan mengenai Prabowo dipasangkan dengan AHY. Saya bilang, sangat tidak mungkin kalau militer sama militer. Kedua, AHY itu kan belum punya pengalaman, masih boncel dalam politik," ujarnya saat dimintai konfirmasi, Senin (23/7).
Meski diminta Prabowo, Poyuono menolaknya. Dia enggan meminta maaf kepada putra sulung Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
"Saya nggak mau minta maaflah. Nggaklah. Ngapain? Wong tujuan saya benar kok supaya AHY jadi kuat. Kan yang ngomong bukan saya saja. Banyak yang ngomong AHY seperti itu. Nah AHY harus buktikan," sebutnya.
Menurut dia, kritik seperti yang disampaikannya diperlukan AHY. Poyuono menilai AHY masih perlu ditempa agar tumbuh menjadi pemimpin besar.
"Sekarang kan begini, AHY itu harus dihina dan dikuatkan kalau dia ingin jadi seorang pemimpin besar. Dan AHY ini memang punya potensi pemimpin besar. Sekolahnya tinggi, lulusan ABRI. Tapi kan politik nggak bisa begitu. AHY ini harus ditempa, dikritik, harus kuat. Jangan ujuk-ujuk lapor, baru dihina begitu," tuturnya. (elz/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini