Zulkifli menyampaikan kepada para peserta KKN Kebangsaan bahwa kegiatan KKN akan melatih pengabdian secara riil di tengah-tengah masyarakat. Hal tersebut menurut Zulkifli sesuai dengan salah satu amanat dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pengabdian kepada masyarakat.
"Kenapa pengabdian masyarakat menjadi Tri Dharma Perguruan Tinggi selain Pendidikan dan Penelitian? Apa maknanya? Karena Universitas tak boleh jadi menara gading yang tinggi dan tak terjangkau. Sebaliknya Kampus harus dekat dengan rakyat, mendengar denyut nadi suara rakyat sehari hari," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Senin (23/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kreativitas dan inovasi serta temuan dari kampus juga harus berdaya-guna untuk membantu dan meningkatkan taraf hidup. Bahkan, dapat memberi manfaat pada masalah rakyat sehari-hari dari hasil studi dan riset kampus.
"Kita semua harus ingat, bahwa sejarah pergerakan Indonesia tak pernah lepas dari Pemuda, Kampus dan Mahasiswa. Kita ingat Pemuda menggerakkan Kebangkitan Nasional 1908, yang 20 tahun kemudian mewujud dalam Sumpah Pemuda 1928. Anak-anak muda juga menjadi pendorong Proklamasi kemerdekaan 1945, Pergantian kekuasaan 1965 sampai yang Reformasi 1998," ujarnya.
Ketua MPR RI juga menekankan, bahwa kualitas sumber daya manusia dengan daya saing tinggi akan menentukan kemajuan bangsa, bahkan seiring berjalannya waktu kemajuan bangsa sehubungan dengan kualitas sumber daya terlebih generasi muda.
"Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas, mesti melalui pendidikan yang baik. Pendidikan yang berkualitas berasal dari institusi atau perguruan tinggi dan pengajar yang baik serta berkualitas juga. Untuk itulah, para mahasiswa yang bisa menempuh pendidikan tinggi apalagi di perguruan tinggi yang baik dan berkualitas, jangan disia-siakan. Belajarah yang rajin dan giat, jadilah generasi muda yang berilmu dan berkarakter kebangsaan yang baik sehingga ke depan bangsa kita akan mampu bersaing dengan negara-negara maju," katanya.
Harapan Zulkifli lainnya adalah KKN Kebangsaan ini bisa mendekatkan mahasiswa sebagai bagian dari rakyat bahkan menjadi langkah awal pengabdian kepada masyarakat.
Sehingga tidak akan berhenti menjadi formalitas tetapi benar-benar mendekatkan mahasiswa pada realitas.
"Temukanlah cara-cara terbaik untuk memberdayakan masyarakat sebagai bagian dari perubahan. Mahasiswa adalah mata, hati dan suara rakyatnya . Semoga perjumpaan dengan masyarakat di KKN Kebangsaan ini mengingatkanmu ketika sukses nanti, bahwa ada rakyat, bangsa dan negara yang menantikan pengabdianmu," tandasnya.
KKN Kebangsaan 2018 dihadiri seribu lebih peserta dosen dan mahasiswa perwakilan 57 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dari berbagai provinsi di Indonesia antara lain, Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Universitas Tanjungpura Pontianak, Universitas Jember Jawa Timur sampai Universitas Cendrawasih Jayapura.
Acara yang digelar di Gedung Bagas Raya Bandar Lampung, Senin (23/7/2018) juga dihadiri perwakilan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, perwakilan BNP2TKI, Gubernur Provinsi Lampung, Forkompimda Provinsi Lampung serta civitas akademika Universitas Lampung. (mul/mpr)