"Pembaruan harus dilakukan. Ini karena, yang pertama, pemeliharaan sistem lama yang sudah digunakan PT KCI sejak 2013. Jadi sudah 5 tahun," kata Direktur PT KCI Wiwik Widayanti di kantor utama PT KCI, Stasiun Juanda, Jakpus, Senin (23/7/2018).
Wiwik menerangkan pembaruan juga dilakukan karena jumlah pengguna KRL yang terus meningkat. Untuk itu, diperlukan upgrade sistem agar ada percepatan pelayanan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Wiwik, pembaruan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik dilakukan untuk mengintegrasikan KRL dengan commuter lain yang akan diberlakukan di Jakarta, sehingga nantinya ada integrasi antarmoda transportasi dalam segi pembayaran.
"Sekarang sudah ada beberapa operator untuk commuter selain KCI meski ini belum berjalan semua. Jadi diharapkan ada integrasi antarmoda. Ini lebih ke integrasi pembayaran. Maka dilakukan upaya pembaruan ini karena pembayaran menggunakan platform yang sama penggunaannya. Pembaruan sistem ini mau nggak mau harus dilakukan," ujar Wiwik.
Sebelumnya, pembaruan dan pemeliharaan sistem tiket elektronik dilakukan hingga Senin (23/7) siang. Selama proses pembaruan sistem tiket elektronik, KCI menjual tiket kertas kepada pengguna KRL sebagai alternatif.
Berbagai komentar pun muncul akibat penerapan tiket kertas tersebut. PT KCI menegaskan penggantian e-ticketing ke tiket kertas sudah seusai dengan SOP karena antisipasi sistem yang tidak berjalan.
Tonton juga 'Pro Kontra Tiket Kertas KRL di Masyarakat':
(ibh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini