Fenomena gelombang tinggi di perairan Indonesia ini setidaknya disebabkan oleh tiga hal. Pertama, adanya tekanan udara dari arah Madagaskar yang mengarah ke arah timur namun berbelok ke arah Indonesia. Kedua, adanya aliran udara dari Australia yang bergerak ke Indonesia. Ketiga, adanya fenomena rip current (arus pecah) di pantai Indonesia.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh BMKG, fenomena gelombang tinggi itu akan terjadi selama sepekan ke depan mulai 23-28 Juli 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut ini adalah wilayah yang terkena dampak fenomena tersebut:
Gelombang tinggi 1,25- 2,5 meter (sangat waspada):
Laut Jawa bagian timur
Perairan timur Kotabaru
Selat Makassar bagian selatan
Laut Flores
Perairan Baubau-Kepulauan Wakatobi
Laut Banda
Perairan Selatan Pulau Buru
Pulau Seram
Perairan Kepulauan Kei-Kepulauan Aru
Perairan Kepulauan Babar-Kepulauan Tanimbar
Perairan barat Yos Sudarso
Laut Arafuru
Perairan Jayapura.
Gelombang tinggi 2,5-4 meter (kategori berbahaya):
Perairan Sabang
Perairan utara dan barat Aceh
Perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai
Perairan barat Bengkulu hingga Lampung
Selat Sunda bagian selatan
Perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumbawa
Selat Bali
Selat Lombok
Selat Alas bagian selatan
Perairan selatan Pulau Sumba
Laut Sawu
Perairan Selatan-Pulau Rote.
Gelombang tinggi pada 24-25 Juli, ketinggian 4-6 meter (sangat berbahaya):
Perairan Sabang
Perairan utara dan barat Aceh
Perairan barat Pulau Simeulue hingga Kepulauan Mentawai
Perairan barat Bengkulu hingga Lampung
Samudra Hindia barat Sumatera
Selat Sunda bagian selatan
Perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumba
Selat Bali
Selat Lombok
Selat Alas bagian selatan
Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTB. (knv/gbr)