Seperti dilansir CNN dan TIME, Kamis (19/7/2018), komentar Butina (29) telah melampaui Chapman itu diucapkan seorang pejabat tinggi Rusia yang disebut sebagai sosok yang memberi perintah dan arahan terhadap aktivitas-aktivitas Butina selama berada di Amerika Serikat.
Butina ditangkap otoritas AS pada Minggu (15/7) lalu di Washington. Dia diketahui tinggal di AS dengan visa mahasiswa dan baru saja meraih gelar S2 jurusan Hubungan Internasional dari American University di Washington DC. Departemen Kehakiman AS telah menjeratkan dua dakwaan terhadap Butina, yakni melakukan konspirasi untuk mempengaruhi politik AS dan menjadi agen pemerintah Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saksikan juga video 'Racun Penyerang Eks Mata-mata Rusia Teridentifikasi':
Torshin menjadi target sanksi-sanksi AS sejak April lalu. Diketahui Butina menampilkan beberapa foto dirinya bersama Torshin di akun media sosialnya, selama beberapa tahun terakhir. Bahkan dalam pengajuan visa ke AS, Butina mengaku pernah bekerja sebagai asisten khusus Torshin.
Beberapa waktu lalu, Biro Investigasi Federal AS (FBI) mengungkap komunikasi antara Butina dengan si pejabat senior Rusia yang diduga Torshin itu, yang terjadi pada Maret 2017. Komunikasi itu diungkap setelah sejumlah artikel media-media AS mengulas Butina sebagai aktivis pro-senjata api.
"Selamat pagi! Bagaimana hidupmu di sana di bawah pancaran ketenaran baru?" tulis pejabat senior Rusia itu.
"Apakah para penggemarmu sudah meminta tanda tanganmu? Kamu telah melampaui Anna Chapman. Dia berpose dengan pistol-pistol mainan, sedangkan kamu dipublikasikan (berfoto) dengan pistol sungguhan. Ada juga banyak rumor beredar di sini soal saya! Sangat lucu!" imbuhnya.
![]() |
Dalam komunikasi itu, Torshin memuji citra publik Butina dan kesuksesannya menjalin hubungan usai media-media AS mengulas keterkaitannya dengan sosok-sosok berpengaruh di AS. Semasa di AS, Butina mampu menjalin hubungan dengan kelompok konservatif pro-senjata api. Memanfaatkan organisasi bernama 'Rights to Bear Arms' yang dibentuknya di Rusia, dia memposisikan diri sebagai pendukung hak senjata api.
Anna Chapman yang dibandingkan dengan Butina merupakan mata-mata Rusia yang ditangkap AS tahun 2010. Pada tahun yang sama, dia dideportasi ke Rusia dalam program pertukaran tahanan. Chapman ramai diberitakan karena parasnya yang cantik dan kemampuan intelijen mumpuni. Saat menjadi mata-mata di AS, Chapman bekerja sebagai agen real estate di New York sembari menjaring informasi intelijen bagi Rusia.
Jaksa-jaksa AS menyebut Butina beroperasi dengan modus yang sama dengan Chapman, yakni menggunakan daya tarik seksual untuk mencapai tujuannya. Banyak orang mengenal sosok Butina sebagai wanita cerdas, agresif dan menarik. Kualitas itu banyak membantu Butina dalam mengembangkan koneksinya di AS.
Disebutkan jaksa AS bahwa Butina tinggal bersama seorang pria yang disebut 'US Person 1' dalam dakwaan, yang usianya dua kali lipat lebih tua dari Butina dan terkait secara politik. CNN mengidentifikasi pria itu sebagai Paul Erickson, seorang warga AS berusia 56 tahun, yang disebut sebagai aktivis Partai Republik dan anggota Asosiasi Senjata Api Nasional (NRA), kelompok lobi berpengaruh di AS.
Hubungan keduanya disebut sebagai 'pura-pura' oleh jaksa AS, karena Butina pernah 'mengutarakan ketidaksukaannya melanjutkan hidup' bersama pria AS ini. Tak hanya itu, jaksa AS juga menyebut Butina pernah menawarkan seks kepada seorang warga AS lainnya sebagai 'pertukaran untuk sebuah jabatan dalam sebuah organisasi kepentingan khusus'. Tidak disebut organisasi yang dimaksud.