Merapal Masa Depan Banten Kala Anak, Adik, Mantu Ratu Atut Nyaleg

Merapal Masa Depan Banten Kala Anak, Adik, Mantu Ratu Atut Nyaleg

M Iqbal - detikNews
Kamis, 19 Jul 2018 10:05 WIB
Koruptor Ratu Atut di persidangan (agung/detikcom)
Serang - Pemilihan legislatif (Pileg) 2019 di Banten masih akan diwarnai oleh wajah-wajah keluarga koruptor Ratu Atut Chosiyah. Anak dan menantunya bertarung di Dapil I yakni Pandeglang-Lebak.

Menantunya, Ade Rossi Chaerunnisa adalah istri Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy dan putri kandung Atut, Andiara Aptilia bertarung di daerah selatan Banten tersebut.

Dua daerah itu masuk dalam kategori daerah tertinggal, Kabupaten Pandeglang menjadi daerah tertinggal yang jadi prioritas Kementeian Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) untuk naik status. Hal sama disandang Kabupaten Lebak sebagai daerah tertinggal.

Pandeglang dan Lebak menjadi daerah empuk bagi politik kekerabatan seperti dinasti Ratu Atut. Politik dinasti punya korelasi dengan daerah tertinggal, salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah tingkat pendidikan yang rendah dan minimnya literasi politik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi politik dinasti ini kan dia selaku berkorelasi dengan tingginya tingkat toleransi terhadap politik uang. Nah daerah-daerah yang terbelakang rata-rata toleransinya terhadap politik uang masing tinggi sekali," kata Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar, Kamis (19/7/2018).

Dengan tingkat pendidikan dan literasi politik yang rendah, kalangan masyarakat seperti itu mudah dikelabui dengan iming-iming politik uang. Dengan begitu, daerah tertinggal menjadi lahan subur bagi pertumbuhan politik dinasti Ratu Atut.

"Kalau kita lihat pasti paling menjamur dinasti-dinasti itu ya di daerah begitu, oleh sebab itu peran kelompok sipil termasuk ulama untuk mengingatkan bahwa politik uang itu haram," ujarnya.

Hal senada diungkapkan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Agus Safari. Dua daerah itu dinilainya sangat potensial untuk mendulang suara.

Alasanya adalah masyarakat atau pemilih di daerah itu lebih mudah dimobilisasi. Cara untuk mengerahkan massanya pun cukup mudah bisa dengan politik uang.

"Masyarakat di wilayah rural (Lebak dan Pandeglang) lebih mudah dimobilisasi. Mobilisasi suara bisa melalui money politics atau melalui sistem patronase. Sedangkan di wilayah urban (perkotaan) masyarakatnya relatif rasional," kata Agus.

Ia memperkirakan perkembangan dinasti politik di Banten masih akan tumbuh subur. Pasalnya, jejaring yang mereka punya cukup luas serta logistik yang sudah dipersiapkan dengan matang.

"Mereka sudah memiliki sumber daya yang sangat kuat antara lain: amunisi, jaringan, publikasi yang intensif sehingga peluangnya masih tinggi," ujarnya.

Yang dapat menggagalkan, kata Agus, jika calon yang diusung punya citra buruk. Track record justru tidak banyak berdampak atas ketidakterpilihan keluarga politik tersebut.

"Citra yang jelek berdampak terhadap tingkat elektabilitas yang rendah. Meskipun mereka sudah sangat siap untuk memoles citra calonnya," katanya. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads