Proses verifikasi yang dilakukan itu antara lain perekaman 10 sidik jari, perekaman wajah, dan perekaman mata. Calon jemaah yang sudah selesai diberi perlengkapan seperti alat pelindung diri, kemudian diminta antre untuk perekaman biometrik.
Sekretaris PPIH Embarkasi Pondok Gede, Tabrani, mengatakan proses perekaman sidik jari dan verifikasi data biometrik memakan waktu 3-5 menit tiap jemaah. Ada sejumlah faktor yang menyebabkan bervariasinya lama waktu pemeriksaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Calon jemaah lanjut usia, lanjut Tabrani, cenderung memerlukan waktu yang lebih lama untuk proses pemeriksaan. Proses komunikasi ke calon jemaah lanjut usia memerlukan pendekatan khusus yang tidak bisa dilakukan secara terburu-buru.
![]() |
"Terutama jemaah lanjut usia, kadang perekaman harus dilakukan berkali-kali," jelasnya.
"Kalau jemaah masih muda, proses perekaman dapat dilakukan lebih cepat," sambungnya lagi.
Berkaitan dengan pemindahan proses rekam biometrik ini, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan pihaknya telah melihat adanya persoalan tiap kali jemaah haji tiba di bandara Madinah atau Jeddah. Oleh karena itu, Kemenag memperjuangkan agar proses rekam biometrik bisa dilakukan di Tanah Air.
"Lalu akhirnya ketemu kompromi. Komprominya adalah, oke semua bisa dilakukan di embarkasi. Tapi ada yang harus dilakukan di bandara Jeddah ataupun di Mekah untuk verifikasi saja. Untuk memastikan bahwa orang ini adalah betul jemaah haji dari Indonesia. Dengan cek salah satu sidik jari saja. Salah satu jari saja. Untuk memastikan bahwa sidik jari itu connect dengan seluruh data," kata Lukman.
Lobi Kemenag tak cuma sampai di situ saja. Khusus untuk jemaah haji yang bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta dan bandara Surabaya, proses verifikasi yang hanya satu jari itu pun bisa dilakukan di bandara Tanah Air.
![]() |
"Khusus jemaah haji dari Soekarno-Hatta dan Surabaya, mereka verifikasinya tidak di Saudi Arabia, tapi di bandara kita. Jadi, begitu mereka keluar dari bandara di Jeddah dan Madinah, mereka bisa masuk ke bus. Bisa jauh lebih cepat karena proses verifikasinya ada di bandara di Indonesia, yakni di bandara Soekarno-Hatta dan Surabaya," pungkas Lukman. (fjp/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini