Kritik Sohibul Iman, Fahri: Salah Saya Apa Dipecat dari PKS?

Kritik Sohibul Iman, Fahri: Salah Saya Apa Dipecat dari PKS?

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Selasa, 17 Jul 2018 18:51 WIB
Fahri Hamzah (Gibran Maulana/detikcom)
Jakarta - Perseteruan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dengan Presiden PKS Sohibul Iman berujung aksi saling lapor ke polisi. Pemecatan dirinya dari PKS oleh Sohibul kembali disinggung.

"Orang mau ngobrol nggak bisa, dia mau ngobrol, pokoknya pecat, bagaimana sih salah saya apa gitu dipecat. Di awal dibilang (saya) suka bela Novanto, ternyata dikembangkan isu sekarang disuruh mundur. Jadi ini merusak iklim kita berdemokrasi, kultur di dalam partai sendiri rusak yang mau kita bangun baik-baik, itu yang terjadi. Mungkin ini adalah pelajaran pahit bagi PKS di ujungnya 20 tahun setelah deklarasi redup dan bisa-bisa hilang mudah-mudahan tidak terjadi," urai Fahri di Mapolda Metro Jaya, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (17/7/2018).

Fahri juga menyebut Sohibul sebagai sosok yang keras hati. "Menurut saya, keras hati kurang tawaduk, mau menang sendiri, jangan begitulah," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fahri lantas bicara soal masa-masa sulit PKS kala presidennya waktu itu ditangkap KPK. Dia menyebut internal partai tetap solid meski sedang diterpa cobaan.

"Dulu dalam keadaan susah aja presiden partai kita ditangkep, kita fight berjuang, sekarang dalam keadaan normal ini udah normal, dalam keadaan normal partai kita merosot, kader pecah, pada nggak jelas semua, moralitas partai sebagai kekuatan moral force yang seharusnya memenangkan suara rakyat yang sedang ada gelombang rakyat begini nggak bisa direbut, apalagi dengan pimpinan yang sekarang," tuturnya.

Fahri menilai kondisi internal PKS saat ini berbalik dari masa saat itu. Situasi yang relatif normal, menurut Fahri, tak mampu dimaksimalkan untuk melakukan konsolidasi kepartaian.

"Jangankan mau merebut masyarakat, mengkonsolidasi partai aja gagal," imbuhnya.

Lebih jauh, Fahri mengatakan banyak kader yang justru disingkirkan dari PKS. Bagi dia, gaya politik tersebut bakal merusak masa depan partai.

"Itu orang kayak Anis Matta yang banyak perjuangannya di dalam diabaikan begitu aja, diisolir nggak boleh ketemu sama kader. Dia bilang ada 9 calon, Anis Matta bergerak dilarang. Yang bergerak untuk Anis Matta diperingatkan, ditegur, dipanggil, tapi Mardani Ali Sera sudah deklarasi aja, Prabowo-Ali Sera, yang lain juga saya tahu itu kasak-kusuk sendiri saya tahu," urainya.

"Mereka ketemu siapa aja kan ini bukan cara berpartai diam-diam di belakang, main di belakang. Terus terang pimpinan PKS yang sekarang ini ada titik nadir perjuangan. Saya menduga bisa-bisa tahun depan kita hilang," sambungnya. (knv/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads