Perusahaan asal Inggris itu mengaku sudah menyusun rencana pembuatan "kendaraan elektrik yang lepas landas dan mendarat vertikal" (EVTOL).
Menurut rencana itu, 'mobil terbang' tersebut dapat menampung lima orang dan melaju dengan kecepatan 402 kilometer per jam sejauh 800 kilometer.
"Kami berada pada posisi yang baik untuk memainkan peranan utama dalam perkembangan mobilitas udara pribadi dan akan mencari kerja sama dengan berbagai mitra," kata Rob Watson, kepala divisi kendaraan elektrik Rolls-Royce, menjelang Pertunjukan Dirgantara Farnborough pada pekan ini.
- Rencana mobil terbang Skydrive dapat dukungan Toyota
- Pesawat terbang di halaman belakang rumah anda
- Terrafugia TF-X, mobil terbang super
Pihak Rolls-Royce mengungkap bahwa EVTOL rancangan mereka awalnya menggunakan teknologi turbin gas demi menghasilkan listrik untuk memberi tenaga pada enam mesin pendorong minim bising.
Sayap kendaraan ini bisa berotasi 90 derajat sehingga dapat lepas landas dan mendarat secara vertikal di bandara maupun landasan helikopter.
"Kami meyakini bahwa pekerjaan yang kami lakukan untuk mengembangkan kemampuan pendorong listrik hibrida, dapat membuat model ini tersedia pada awal hingga pertengahan 2020-an, asalkan model komersial yang layak untuk perkenalannya bisa diciptakan," sebut perusahaan itu.
Rolls-Royce juga mengaku sedang mencari pabrikan kerangka dan mitra untuk menyediakan aspek-aspek dalam sistem kelistrikan.
Mobil terbang sejatinya merupakan konsep yang sudah dirancang selama beberapa tahun terakhir oleh berbagai perusahaan, termasuk Airbus, Uber, dan Google dengan proyek Kitty Hawk.
(ita/ita)