"Gelar kehormatan ini diberikan atas peran dan kiprahnya di bidang keilmuan hukum dan kemanusiaan, dalam konteks ini dia telah melakukan terobosan dan memiliki cara tersendiri terhadap pembangunan hukum baik secara nasional maupun internasional," ujar Rektor Unand Tafdil Husni di Ruang Convention Hall, Jalan Unversitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, Senin (16/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemberian dalam gelar kehormatan ini menjadi proses dan pengakuan yang luar biasa sekali yang telah mengabdikan diri filantropis untuk menyelamatkan penduduk dari kesengsaraan," ucapnya.
Tafdil menjelaskan kalau Tahir telah banyak berkontribusi dalam bidang kemanusiaan. Tidak hanya itu, menurutnya Tahir juga sangat memiliki perhatian lebih terhadap perkembangan Unand.
"Bagi kami di Unand, pemberian gelar ini tidak hanya sekedar memenuhi alasan akademik tapi lebih dari pada itu Tahir memiliki perhatian terhadap perkembangan akademik dan perkembangan kampus. Salah satu buktinya beliau telah memberikan pengembangan akademi dengan beasiswa ke Unand," katanya.
Selain itu Presiden Republik Indonesia ke-3 BJ Habibie juga mengakui keberhasilan Tahir dalam melakukan filantropi. Menurutnya terobosannya itu sudah diakui oleh United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR).
"Tahir merupakan filantropi dan satu satunya orang di Asia dan orang nomer tiga di dunia yang ditunjuk UNHCR (Komisioner Tinggi PBB untuk urusan pengungsi) sebagai penghargaan atas kontribusi berharga dan tanpa pamrih kepada jutaan pengungsi di dunia," ujar Habibie dalam sambutannya.
"Ia juga menyumbangkan 10 juta USD untuk pendidikan anak-anak pengungsi di seluruh dunia. Jumlah ini merupakan tambahan dari donasi 2 juta USD yang ia sumbangkan sebelumnya tahun 2016 untuk kampanye yang bertujuan pengadaan tempat penampungan bagi dua juta pengungsi tahun 2018," tambahnya.
Habibie mengungkapkan rasa bangganya terhadap capaian Tahir saat ini. Terutama sikap toleransi Tahir terhadap rasa kemanusiaanya membantu orang yang lain.
"Walau beliau tidak beragama Islam tapi dia cinta pada Tuhan YME, cinta kepada manusianya, dirinya melihat langsung pengungsi Palestina dan Suriah yang berada di Libanon yang terpaksa mengungsi karena perang di negara mereka," tuturnya.
![]() |
"Ketika mengunjungi pengungsi Suriah tahun 2016 di Gordania yang menjadi tuan rumah lebih dari 6500 jiwa pengungsi, Tahir menambahkan 1 juta USD untuk bantuan tunai bagi pengungsi Suriah di Gordania dan menanggung biaya 10.000 jaket bagi pengungsi agar tidak dingin," lanjutnya.
Dengan adanya keberhasilan upaya kemanusiaan yang dilakukan Tahir, mantan Presiden RI ini juga mengajak para pemimpin sektor swasta untuk bergabung bersama UNHCR. Hal ini guna untuk mengurangi beban seluruh umat di negara lain.
"Ini merupakan seruan bagi para pemimpin sektor swasta untuk bekerja sama dengan UNHCR , dalam mengadakan dan meningkatkan solusi bagi penampungan seluruh dunia," tutupnya. (rvk/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini