Saat memberikan sambutan, tokoh yang pernah memimpin Indonesia 2 periode itu banyak bernostalgia selama di SMA. Cerita tentang kerja keras pun sempat diungkap SBY melengkapi kesaksian rekan-rekannya. Seperti mencetak batu bata, membuat genteng, dan mengangkut kayu.
"Kita juga mengumpulkan batu dari Desa Purwoasri, Kecamatan Kebonagung (7 kilometer timur kota Pacitan) menggunakan truk waktu itu," kenangnya tentang aktivitas di luar jam sekolah yang pernah dijalani SBY muda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian kita suruh ngapalin Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Banyak yang tidak hapal, stres semua," ujar SBY disambut tawa hadirin.
Baca juga: Koalisi Jokowi Makin Yakin Demokrat Merapat |
Tak lupa SBY mengajak para sahabatnya meneruskan pengabdian kepada bangsa dan negara sebagai bentuk ibadah. Sebab, lanjut lanjutnya, pengabdian tak mengenal batas. Pun seperti yang dia lakukan selama 10 tahun memimpin NKRI.
Salah satunya dengan menempatkan Indonesia menjadi 20 negara dengan ekonomi terbesar dunia (G-20). Tentu saja, itu bukan pekerjaan mudah. Apalagi 10 tahun sebelumnya negeri ini mengalami krisis.
"Sekarang (tahun) 2018. Kita ingin G-20 ini betul-betul kita jaga," pesannnya.
Mengakhiri sambutan SBY yang hadir bersama Ny Ani Yudhoyono berkelakar tentang menu sarapan di tanah kelahiran. Panitia sengaja menyiapkan beberapa menu kesukaannya untuk santap pagi di Pasar Minulyo, Minggu (15/7/2018). Saking banyaknya jenis makanan, SBY mengaku bingung memilihnya.
Dia memang tertarik dengan semua menu. Apalagi beberapa di antaranya memang merupakan makanan favoritnya. Seperti kupat tahu, soto ayam, dan nasi pecel.
"Saya bilang ini yang berat memilihnya besok. Semuanya enak. Lebih mudah memilih cawapres dulu tahun 2004 (dan) 2009," ujarnya disambut tepuk tangan hadirin. (fjp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini