Buaya Rawa itu juga diduga masih berkeliaran di aliran sungai Dendang, yang mana lokasi sungai tersebut sangat dekat dengan permukiman masyarakat. Selama proses pencarian buaya, warga bersama petugas hanya berhasil menangkap dua ekor anakan buaya dengan panjang sekitar 40 centimer meter.
''Baru anaknya yang berhasil kita tangkap, umurnya juga sekitar tiga bulanan, untuk indukan yang kita cari hingga saat ini belum juga ditemukan. Aliran sungai itu cukup panjang dan luas, itu yang juga menjadi kendala kita untuk menemukan indukan buaya tersebut,'' ujar Kepala Seksi Wilayah III BKSDA Jambi, Faried kepada detikcom, Sabtu (14/7/2018)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tahu, jika aliran sungai itu memang sejak lama jadi habitatnya buaya rawa, karena lokasinya yang luas, juga cukup panjang. Apalagi disepanjangan aliran sungai itu juga termasuk kawasan cagar alam hutan bakau timur yang merupakan tempat dimana buaya senang bersembunyi," katanya
Namun untuk menghindari adanya korban lagi, kata Faried, BKSDA Jambi juga telah memberikan himbauan kepada warga, mulai dari papan larangan beraktifitas di sungai, sosialisasi dan pemberian pendidikan konservasi kepada masyarakat disekitar, lalu meminta warga hindari berada dikawasan semak semak, atau pepohonan sekitar sungai yang merupakan tempat buaya rawa bersembunyi.
"Tetapi selain himbauan itu, upaya kita untuk menangkap buaya tersebut terus kita lakukan, atau setidaknya menggiring buaya itu ke lokasi jauh dari padat penduduk juga lebih baik agar tidak terjadi lagi konflik,'' tukasnya
Sementara itu, pasca serangan buaya besar itu, saat ini kondisi tubuh sang bocah Yadi telah membaik, setelah dilarikan oleh ibunya kerumah sakit Nurdin Hamzah Tanjung Jabung Timur, Jambi usai selamat dari seretan buaya sejauh 15 meter ke dalam sungai.
(dnu/dnu)