"Tim dari dokter hewan dan mahout PLG Saree, BKSDA Aceh, bersama penyidik Polres Aceh Timur telah melakukan nekropsi terhadap gajah mati tersebut. Didiagnosis sementara, kematian gajah akibat toxicosis (keracunan)," kata Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo kepada detikcom, Sabtu (14/7/2018).
Menurut Sapto, hal tersebut ditandai dengan adanya pendarahan pada mulut, anus, sianosis hati, paru dan limpa (kehitaman). Kemudian di dalam usus juga ditemukan buah, kulit, dan biji nangka, serta ditemukan kain bungkusan yang membungkus benda asing (serbuk warna keunguan).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tonton juga video 'Mengenaskan! Bayi Gajah Terluka Pasca Jatuh di Parit'
"Tim nekropsi sudah mengambil sampel hati, usus, limpa, paru serta kotoran untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium sehingga dapat menerangkan secara detail akibat kematian gajah tersebut," ujar Sapto.
"Kepastiannya nunggu lidik. Kalau dari pandangan kami, ada bungkusan kain di perut dengan nangka. Memang seperti ada yang memasang umpan beracun. Apakah ada unsur kesengajaan atau tidak, kami tunggu penyelidikan polisi," kata Sapto.
Untuk diketahui, gajah betina berusia 10 tahun itu ditemukan mati pada Kamis (12/07) petang di kawasan Afdeling VI PT Bumi Flora, Desa Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam. Kemudian warga yang melihat melaporkan hal tersebut ke pihak berwajib.
Selanjutnya, tim gabungan Polres Aceh Timur dan BKSDA Aceh melakukan identifikasi terhadap gajah tersebut pada Jumat (13/7) siang. Hasilnya, tim menemukan sejumlah barang bukti setelah dilakukan nekropsi seperti temuan kain bungkusan berisi serbuk di dalam usus berwarna keunguan.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini