Hal itu disampaikan Menlu Retno saat menjadi pembicara dalam kegiatan Talk With #MenluRetno di Museum Konferensi Asia Afrika (KAA), Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Sabtu (14/7/2018). Turut hadir ratusan mahasiswa dalam kegiatan itu.
"Baru-baru ini kita berhasil menjadi anggota tidak tetap DK PBB. Butuh kampanye dua tahun lebih, semua diplomat kita fokus itu," kata Retno.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menuturkan ada beberapa hal yang menjadi kunci penting masuknya Indonesia sebagai DK PBB. Salah satunya, rekam jejak Indonesia menginisiasi Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 atau 10 tahun setelah merdeka.
"Termasuk yang jadi pertimbangan kita itu pada tahun 1955 Indonesia sudah bisa menginisiasi sesuatu yang besar (KAA). Indonesia bisa merangkul negara-negara yang baru merdeka dan berkembang. Itu jadi nilai lebih Indonesia," ucapnya.
Selain KAA, kondisi dalam negeri Indonesia yang demokratis, stabil, dan damai juga kontribusi diplomasi turut menjaga perdamaian dunia menjadi faktor lainnya.
"Peran Indonesia dalam menjembatani perbedaan yang ada, termasuk negara-negara yang sedang dilanda konflik," tuturnya.
Atas berbagai rekam jejak tersebut, Indonesia berhasil mendapat suara mayoritas. "Kita menang dengan angka 144 suara dari 190 suara yang diperebutkan. Indonesia terpilih menjadi anggota tidak tetap DK PBB untuk periode 2019-2020. Ini perjuangan yang tidak mudah," ujar Retno. (mud/tro)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini