"Iya (Gutomo ditangkap). Polisi sempat mencari saya, istilahnya kulo nuwun saja sama pengurus kampung," kata Ketua RW 08 Dusun Kerto Tengah, Mujiyono (45) saat ditemui wartawan di kediamannya, Kamis (12/7/2018).
Istri Mujiyono, Nur Habibah (41) menambahkan, polisi yang sempat mencari suaminya sebelum penangkapan Gutomo adalah Densus 88 Mabes Polri. Mereka memperkenalkan diri institusi Densus 88.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penggerebekan terduga teroris di Dusun Kerto Tengah terjadi pada Rabu (11/7) sore. Sejumlah polisi terdiri dari Densus 88, Polda DIY, Polres Bantul, dan Polsek Pleret berjaga di sejumlah titik di Dusun Kerto Tengah, Desa Pleret. Sebelumnya, Densus 88 juga mengamankan seorang warga bernama Maryanto di Dusun Mrisi, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul.
"Pas waktu salat jamaah di Masjid al-Falah Kerto, Densus sudah berjaga di beberapa titik. Terus si Pak Gutomo keluar dari masjid motornya langsung digerebek setelah salat ashar sekitar jam 15.15 WIB," ujarnya.
Dalam penggerebekan tersebut tidak ada perlawanan dari Gutomo. Dengan kondisi kepalanya ditutupi penutup kepala, Gutomo dibawa pergi oleh polisi.
"Tim Densus lain menggeledah rumahnya. Kebetulan saya di dekat rumahnya. Karena saya kebetulan RW-nya, saya dipanggil," tuturnya.
Kala itu, kata Nur, karena tidak ada polwan pihak Densus memintanya untuk memeriksa istri Gutomo, Tri Mulyani. Hasilnya tidak ada hal yang mencurigakan di tubuh istri terduga teroris tersebut.
"Saya periksa, saya raba. Saya pegang perutnya saya kaget, ternyata (Tri Mulyani) baru hamil. Saya berpesan ke polisinya 'ini ibunya lagi hamil, agak hati-hati Pak'," ucapnya.
Sebelumnya, Densus 88 juga mengamankan seorang warga bernama Maryanto di Dusun Mrisi, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. Ketua RT 08 Dusun Mrisi, Endiyo (56) menjelaskan Maryanto sehari-hari berjualan bakso tusuk. Sebelumnya dia juga sudah diminta untuk mengawasi Maryanto. (sip/sip)











































