Terima Penghargaan Lee Kuan Yew, Risma: Perjuangan Belum Selesai

Terima Penghargaan Lee Kuan Yew, Risma: Perjuangan Belum Selesai

Advertorial - detikNews
Jumat, 13 Jul 2018 00:00 WIB
Arak-arakan penghargaan Lee Kuan Yew (Foto: Pemkot Surabaya)
Surabaya -

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menerima empat Lee Kuan Yew World City Prize. Empat penghargaan itu adalah Lee Kuan Yew World City Prize kategori Special Mention, ASEAN Tourism Forum (ATF) di Thailand dan Global Green City PBB 2017, serta Learning City UNESCO di Singapura, Selasa (10/7/2018).

Sehari setelah menerima penghargaan itu, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Surabaya bersama Risma mengaraknya untuk dipamerkan kepada warga Surabaya. Selain itu, rombongan arak-arakan itu diikuti juga oleh Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan, Kapolrestabes Tanjung Perak AKBP Antonius Agus Rahmanto, Danrem Bhaskara Jaya/084 Kolonel (inf) Kolonel Kav M Zulkifli, Ketua DPRD Kota Surabaya Armuji dan beberapa pejabat lainnya. Arak-arakan tersebut dimulai dari Korem 084/Bhaskara Jaya hingga Balai Kota Surabaya serta menggunakan sekitar 15 mobil jeep tahun 60/70-an.

Rombongan ini berangkat dari Korem sekitar pukul 07.30 WIB, dengan rute dari Korem 084/Bhaskara Jaya kemudian berjalan ke arah Jalan A. Yani (frontage Barat) - Jalan Wonokromo - Jalan Raya Darmo - Urip Sumoharjo - Jalan Basuki Rahmat - Jalan Gubernur Suryo - Jalan Yos Sudarso - Jalan Walikota Mustajab - Balai Kota (sisi pintu selatan). Sepanjang perjalanan, Risma bersama Forpimda lainnya terlihat melambaikan tangan untuk menyapa warga yang ada di pinggir-pinggir jalan dengan membawa empat penghargaan.

Musik tradisional pun bergema menyambut kedatangan rombongan ini saat tiba di Balai Kota Surabaya. Pasukan kebersihan, para guru, dan siswa Kota Surabaya juga ikut menyambutnya. Rombongan disuguhi makanan-makanan khas Kota Surabaya.

Dalam sambutannya, Wali Kota Risma mengatakan penghargaan itu diberikan kepada semua pihak yang telah bekerja keras bersama-sama membangun Kota Surabaya, hingga akhirnya Kota Surabaya bisa mendapatkan penghargaan Lee Kuan Yew World City Prize 2018. Ia mengaku bahwa mendapatkan penghargaan ini tidaklah mudah bahkan ia sempat pesimis.

"Jadi, waktu akan mengikuti ini untuk yang ketiga kalinya, ah mungkin tidak dapat lagi, karena sudah dua kali mengikuti penghargaan ini belum berhasil. Alhamdulillah mengikuti yang ketiga ini kita bisa berhasil mendapatkan special mention," kata Risma.

Tidak hanya penghargaan Lee Kuan Yew World City Prize, arak-arakan ini juga memamerkan tiga penghargaan internasional lainnya.

"Kami arak beberapa penghargaan, supaya masyarakat juga tahu bahwa kita ini banyak mendapatkan penghargaan tingkat internasional," ujarnya.

Dia mengatakan dengan diberikannya penghargaan ini membuktikan bahwa Kota Surabaya sudah sejajar dengan kota-kota besar lainnya yang juga mendapatkan Lee Kuan Yew World City Prize kategori Special Mention, seperti Hamburg (Jerman), Kazan (Rusia), dan Tokyo (Jepang).

"Terus terang, saya tidak tahu bahwa pesaing penghargaan ini adalah kota-kota nomor satu tingkat dunia. Bahkan, semua yang mendapatkan penghargaan itu adalah ibu kota negara, kecuali Surabaya. Jadi, marilah kita berbangga, meskipun kita bukan ibu kota negara, tapi kita mampu bersaing dengan Tokyo ibu kota Jepang, Hamburg kota tertua di Eropa, dan Kazan kota kaya yang saat ini menjadi tuan rumah piala dunia sepakbola," imbuhnya.

Oleh karena itu, tak bosan-bosan Wali Kota Risma mengajak kepada semua pihak untuk bersama-sama membangun Kota Surabaya.

Dengan penghargaan yang sudah didapat, bukan berarti perjuangan Kota Surabaya berhenti di sini. Ia berharap Kota Surabaya ini juga bisa seperti Kota Medellin yang beberapa tahun lalu meraih special mention, dan terus berkembang hingga akhirnya bisa menjadi juara umum. "Jadi, perjuangan kita belum selesai," tandasnya.

Terutama bagi anak-anak Kota Surabaya yang sudah direncanakan akan menempuh pendidikan di Singapura. "Kalian akan bisa belajar di sana nanti, jadi harus selalu belajar dengan giat supaya sukses dan bisa menempuh pendidikan di sana," kata dia.

Menurutnya, tujuan utama Kota Surabaya ini bukan untuk penghargaan, melainkan kesejahteraan bagi warganya. Namun begitu, perlu adanya parameter yang harus terukur dan bisa diukur sehingga dengan penghargaan ini, capaian utama akan kesejahteraan kota bisa terlihat.

"Saya juga baru tahu kalau tim juri dari penghargaan Lee Kuan Yew ini ada 26 orang, dan yang datang ke Surabaya hanya 7 orang. Jadi, kalau Surabaya lolos, itu memang karena Surabaya ini dinilai lebih dibanding kota-kota lainnya," tegasnya.

Bahkan, ia juga mengajak warga Kota Surabaya untuk terus berjuang hingga tidak ada lagi warga Surabaya yang ketakutan untuk mencapai pendidikan tertinggi karena tidak ada uang, tidak ada lagi warga yang kelaparan dan kesulitan bekerja. "Mari bekerja keras demi masa depan yang lebih baik," pungkasnya.

(adv/adv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.