Informasi itu diakui pemilik kontrakan, H Mumuh (74). Dia mengaku kaget penghuni kontrakannya ditangkap karena dugaan terlibat aksi terorisme. Menurut Mumuh di rumah itu ada dua keluarga yang tinggal.
"Saya baru mengetahui penangkapan itu setelah polisi menggeledah dan membawa dua wanita dan dua anak kecil. Mereka baru 17 hari tinggal di kontrakan, dengar dari petugas katanya terlibat terorisme," kata Mumuh kepada wartawan, Senin (9/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada dua keluarga yang mengisi kontrakan itu dan sampai sekarang kedua keluarga itu belum memberikan KTP maupun KK. Padahal sudah berulang kali diminta. Mereka masuk tanggal 22 Juni alasannya kecopetan, mereka hanya mengisi buku penghuni kontrakan mengaku bernama Samsul sementara perempuannya Sabrina," jelas Mumuh.
Informasi yang diperoleh detikcom dari sejumlah sumber, pelaku terduga teroris ditangkap saat akan ke pasar bersama istri dan anaknya. Saat ditangkap pelaku tengah menggunakan motor.
Warga yang menyaksikan adegan penangkapan tersebut sempat mengira ada kecelakaan. "Saya kira ada kecelakaan, tapi ramai-ramainya teroris. Saya lihat satu orang laki-laki ditangkap lalu diborgol dan dimasukan ke mobil, ada anak kecil dan perempuan juga tapi mereka dibawa pakai motor entah kemana," terang Nyai salah seorang warga yang juga pemilik warung di sekitar TKP penangkapan.
Hingga saat ini Kapolres Sukabumi, AKBP Nasriadi belum merespon sejumlah pesan singkat yang dikirim detikcom. (sya/ern)