"Sampai sejauh ini saya belum menerima, katakanlah, ajakan atau undangan pertemuan itu. Mungkin siapa yang ngambil inisiatif itu, semuanya standing order-nya sama ketua umum partai, partai pendukung koalisi kan," ujar Paloh di kantornya di DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (9/7/2018).
Paloh menegaskan parpol koalisi pendukung Jokowi tidak memiliki ketua. Semua bisa menjadi anggota dan pimpinan partai pendukung koalisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait dengan nama cawapres, Paloh menyebut nama tersebut sudah dikantongi Jokowi. Dia pun mengaku tidak mengetahui siapa nama tersebut.
"Di kantongnya Jokowi ya, di kantongnya Jokowi, saya nggak tahu," ucap Paloh.
Paloh lantas kembali menyebut ciri-ciri sosok yang ideal untuk mendampingi Jokowi. Salah satunya bisa diajak bekerja sama.
"Presiden, kalau presiden memilih seseorang itu hanya karena terpaksa memilihnya, kasihanlah bangsa ini. Kasihan juga jalannya administrasi pemerintahan di bawah pimpinannya seandainya dia dapat mandat," tuturnya.
"Jangan ada problem-problem lagi untuk mengatur masalah yang seharusnya tidak perlu. Dia gelarnya sama antara presiden dan wakil presiden, untuk apa? Untuk memberikan pengabdiannya yang lebih hebat dalam membangun bangsa ini," imbuh Paloh.
Sebelumnya, Ketum PPP Romahurmuziy (Rommy) menyebut ada 10 nama bakal cawapres. Nama cawapres Jokowi ini sudah disosialisasi ke ketum parpol pengusung Jokowi di Pilpres 2019.
Kesepuluh nama itu, menurut Rommy, berlatar belakang politikus, cendekiawan, purnawirawan TNI/Polri, teknokrat, dan profesional. Tapi Rommy tidak menyebut nama-nama cawapres yang sudah dikantongi Jokowi tersebut. (nvl/elz)