Saat berkunjung ke PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Dede beserta rombongan Komisi IX turut didampingi oleh Bupati Morowali, Ketua DPRD hingga sejumlah pihak dari Kemnaker dan imigrasi. Hasilnya tidak ada serbuan maupun TKA yang disembunyikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari hasil kunjungan, Dede menjelaskan jumlah TKA asal China di Morowali memang sempat tinggi pada kurun waktu 2015-2016 lalu. Itu karena adanya pembangunan smelter yang membutuhkan banyak TKA. Sementara tenaga pekerja lokal belum banyak yang berkualifikasi dalam proyek tersebut.
Simak Juga Video "Sederet Pelanggaran Pekerja Asing" di 20detik:
"Saat ini pekerja asing sebagian besar sudah pulang karena pada saat pembangunan smelter di awal memang banyak sekali. Ketika sudah mulai berjalan dan berproduksi jumlah pekerja lokalnya berdasarkan laporan dari perusahaan, Disnaker, Imigrasi jumlah pekerja lokal hampir 50 ribu. Pekerja asingnya 2 ribuan," jelas Dede.
Setelah pembangunan smelter, para TKA ada yang sebagian pulang dan sebagian lagi melakukan proses transfer teknologi kepada pekerja lokal. Proses dilakukan melalui pendidikan di politeknik.
"Banyak masuk pekerja asing karena tidak banyak orang Indonesia yang bisa membangun smelter. Sekarang setelah terjadi proses transfer teknologi ya pada pulang karena mahal kan bayar tenaga kerja asing. Dari apa yang kita lihat, cek di lokasi, memang pekerja China tidak sebanyak yang disebut-sebut," ujarnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini