Golkar Setuju dengan TGB Setop Politik Kutip Ayat Perang

Golkar Setuju dengan TGB Setop Politik Kutip Ayat Perang

Yulida Medistiara - detikNews
Sabtu, 07 Jul 2018 16:45 WIB
Ace Hasan (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta - Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) meminta agar ayat-ayat perang dalam Alquran tak dipakai untuk kepentingan politik. Partai Golkar setuju dengan Ketua Alumni Universitas Al-Azhar Kairo Cabang Indonesia itu.

"Saya setuju. Saya setuju dengan pernyataan Pak TGB. Kenapa? Apalagi beliau mengatakan menggunakan ayat-ayat perang dalam konteks negara Indonesia yang penuh dengan kedamaian ini tentu sangat-sangat tidak relevan karena kita ini ya berdemokrasi, bukan untuk berperang," ujar Ketua DPP Golkar Ace Hasan.

Hal tersebut dia sampaikan setelah menjadi pembicara dalam diskusi di Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/7/2018). Ace menyebut demokrasi sebagai momen terbaik mencari pemimpin yang terbaik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Melihat mana program visi-misi yang lebih baik dan harus diniatkan dalam konteks bagaimana kita mencari kebaikan itu yang disebut TGB sebagai fastabiqul khairat, berlomba-lomba menuju kebaikan, jadi bukan perang," kata Wakil Ketua Komisi VIII DPR itu.

Ace menegaskan hidup berdemokrasi bukan berarti berperang. Demokrasi, menurutnya, harus dilakukan dengan cara beradab.

"Demokrasi itu bukan perang, tapi demokrasi cara yang beradab dan cara yang damai untuk bagaimana kita meraih yang terbaik untuk bangsa ini," tutur Ace.

Sebelumnya diberitakan, TGB meminta agar ayat-ayat perang dalam Alquran tak dipakai untuk kepentingan politik. Dia menegaskan Indonesia sedang tidak berperang.


Hal tersebut disampaikan TGB dalam sebuah video yang diunggah ke akun Instagram-nya, Jumat (6/7). Tampak TGB memberikan ceramah di depan sejumlah orang.

"Siapa pun yang mendengar ucapan saya ini, tokoh-tokoh, guru-guru, yang saya muliakan, berhentilah berkontestasi politik dengan mengutip ayat-ayat perang Alquran. Kita tidak sedang berperang. Kita ini satu bangsa, saling mengisi dalam kebaikan," ujar TGB.

Tak hanya itu, TGB juga mengimbau mereka yang berpolitik tidak menyebut lawan politiknya sebagai kafir. Dia menyatakan semangat berpolitik adalah semangat untuk saling mengenal dan mengisi.

"Kita ini bersaudara, apakah Bapak-bapak berani mengatakan bahwa Bapak-bapak adalah yang hak dan lawan politik adalah batil seperti kafir Quraish. Ayo, siapa yang berani? Bapak berani mengatakan itu? Kalau saya tidak berani, Pak," imbau TGB. (elz/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads