Ini Alasan Mahasiswa Papua di Surabaya Tolak Operasi Yustisi Petugas

Ini Alasan Mahasiswa Papua di Surabaya Tolak Operasi Yustisi Petugas

Zaenal Effendi - detikNews
Sabtu, 07 Jul 2018 00:40 WIB
Petugas gabungan mendatangi asrama mahasiswa Papua di Surabaya. (Zaenal Effendi/detikcom)
Surabaya - Mahasiswa Papua di Surabaya menolak operasi yustisi yang dilakukan petugas gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP. Mereka menilai petugas tak bisa menunjukkan surat perintah yang jelas.

"Pak Camat nggak menunjukkan surat itu. Ini negara demokrasi. Jangan tebang pilih kalau mau yustisi," kata Anindya Shabrina, salah satu mahasiswi universitas swasta di Surabaya Timur, kepada wartawan, Jumat (6/7/2018).


Para mahasiswa Papua juga menilai kegiatan yang dilakukan di dalam asrama hanya sebuah diskusi biasa antarmahasiswa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini acara diskusi antarmahasiswa soal kekerasan di Biak," ungkapnya.

Sekitar pukul 20.00 WIB, petugas gabungan TNI, kepolisian, dan Satpol PP mendatangi asrama mahasiswa Papua di Jalan Kalasan 10, Surabaya.

Kedatangan petugas bermaksud melakukan operasi yustisi serta menindaklanjuti laporan pengurus RT 1 RW 10 Kelurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, yang mengaku resah atas kegiatan para mahasiswa dan selalu tertutup dari warga.

Namun operasi yustisi gagal dilakukan. Petugas gabungan memilih mundur karena kondisi yang tidak memungkinkan. (ze/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads