Pengamat politik dari President University Muhammad AS Hikam mengatakan gabungan parpol di koalisi harus menguntungkan dan menyenangkan semua pihak. Menurutnya, PKS akan legawa jika misalnya Ahmad Heryawan digantikan sosok Anies, begitu pula PAN.
"Ini semacam keniscayaan politik kalau koalisi Anda tidak berakhir happy, mencari yang lain. Kan masih ada alternatif lain, misalnya bukan Aher, tapi wakilnya Anies. Mungkin PKS akan comfortable. Bahkan PAN akhirnya akan comfortable kalau Anies," ujar Hikam di Para Syndicate, Jl Wijaya Timur, Jakarta Selatan, Jumat (6/7/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, sosok Anies dianggap sebagai penyatu bagi ketiga parpol itu karena ketiganya mengusung Anies di Pilkada DKI. Menurutnya, jika Anies kembali diusung oleh tiga parpol itu, akan ada peluang menjadi capres ataupun cawapres.
"Karena Anieslah yang bisa menyatukan (saat) jadi calon di DKI. Kalau sekarang diulang lagi, ya tergantung pada partai-partai itu dan saya kira Anies tidak akan terlalu kecewa kalau tidak jadi capres, cawapres saja. Asalkan memang kuat ya, tapi saya tidak tahu ya bagaimana pada akhirnya negosiasi itu," ungkapnya.
"Hanya , semakin Anda lambat dalam menentukan capres-cawapres, Anda tidak akan bisa meyakinkan dengan lebih baik pendukung-pendukung Anda," imbuhnya.
Menurutnya, Anies dinilai lebih cocok menjadi cawapres. Namun jika dapat diterima masyarakat menjadi capres, hal itu akan menguntungkan koalisi.
"Kalau diterima sebagai capres, ya apalagi terpilih, ya menguntungkan. Tapi masalahnya kan menjadi capres itu, dengan struktur yang seperti ini, mungkin apa nggak? Makanya saya lebih menyatakan bahwa seperti Anies Baswedan, Gatot Nurmantyo, dan beberapa orang yang saya sebut itu maqom (posisi)-nya itu cawapres saja," ungkapnya. (yld/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini