Bikin Emosi Ortu, Begini Kacaunya PPDB Online SMA di Banten

Bikin Emosi Ortu, Begini Kacaunya PPDB Online SMA di Banten

Bahtiar Rifa'i - detikNews
Kamis, 05 Jul 2018 09:33 WIB
Situasi PPDB Online (dok.detikcom)
Tangerang - Carut marut pengelolaan Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) Online tingkat SMA/SMK di Banten berlanjut. Sebelumnya, situs resmi pendaftaran sulit diakses calon siswa. Belakangan, muncul keluhaan warga Kabupaten Tangerang soal puluhan nama hilang saat pengumuman.

Ceritanya, Syarkawi warga Tigaraksa mendaftarkan nama anaknya di SMK 4 Tigaraksa jurusan Multimedia. Nilai akhir dan zonasi saat mendaftar semuanya lolos. Namun, pengumunan, anaknya yang ada di peringkat 6 terbesar malah hilang.

"Namanya keluar sekali doang, pertama doang. Habis itu nggak keluar lagi nama dia sampai sekarang," kata Syarkawi saat berbincang dengan detikcom, Tigaraksa, Tangerang, Banten, Kamis (5/7/2018).

Karena bingung, ia kemudian dua kali bolak-balik ke pihak sekolah. Di sana, bukannya dilayani, ia malah diterima oleh bagian OSIS dan tenaga TU (Tenaga Umum) sekolah. Ia malah ditawari untuk cabut berkas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sana juga ia bertemu dengan kira-kira 50-an wali murid yang senasib. Mereka rata-rata mengeluh karena namanya tidak muncul saat pengumuman. Apalagi, secara zonasi dan nilai semuanya memenuhi syarat.

"Banyak nggak kehitung, ada 50 orang. Ada dari yang namanya nongol pertama kemudian nggak keluar lagi sekarang" katanya.

Perwakilan dari kelima puluh orang ini menurutnya menyampaikan keberatan ke pihak perwakilan Dinas Pendidikan di Tangerang. Tapi mereka kemudian disarankan untuk langsung ke Pemprov karena kewenangan pengelolaan SMA/SMK ada di tangan Pemprov Banten.

Hal serupa juga dialami orang tua murid inisial SM. Anaknya mendaftar di SMK 4 Tigaraksa dengan nilai 26,7 dan ada di urutan 5. Tetangganya, yang kebetulan mendaftar di sekolah sama, ada di urutan 6 tapi kemudian lolos.

Saat pengumuman tanggal Senin 2 Juli kemarin, situs PPDB Online menurutnya sempat sulit diakses karena eror. Nama anaknya sama sekali hilang di pengumuman padahal syarat dan zonasi dinilai aman.

"Pas tangal 2 pagi, nama anak saya nggak ada. Tapi nilai kecil bisa masuk padahal dia masuk zona merah," ujarnya.

Puluhan wali murid saat ini menurutnya sedang memperjuangkan hak anak-anaknya sekolah. Masalahnya, sistem pendaftaran online di Banten menimbulkan kecurigaan.

"Saya sendiri sama orang tua murid lain masih memperjuangkan. Ini ada apa, kok begini," tegasnya.

(bri/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads