Disampaikan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Istanbul dalam rilis pers yang diterima detikcom, Rabu (4/7/2018), penampilan tim Muhibah Angklug pada Selasa (3/7) tersebut juga diiringi dengan tari asal musik daerah tersebut, seperti Jawa Barat, Bali, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jakarta, dan Papua.
Muhibah Angklung membawakan lagu-lagu nasional serta melodi lagu-lagu internasional seperti Also Sprach, Mission Impossible, Obladi-oblada, I would do anything for love, Nothing Else matters, Mamma Mia, New York New York, When You Believe dan Li Biamo Ne'Lieti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tim Muhibah Angklung yang dipimpin oleh Maulana M. Syuhada terdiri dari 38 para pelajar yang berasal dari 16 SMA/SMK dan universitas di Bandung. Penampilan musik Angklung di Istanbul merupakan rangkaian kegiatan mengikuti folkflore festival di Aksehir (Turki), Visoko (Bosnia dan Herzegovina) dan Sozopol (Bulgaria). Konjen RI, Herry Sudradjat mengemukakan pertunjukan tim Muhibah Angklung berkat kerja sama dengan Pemerintah Kota Beyoglu.
Memperkenalkan alat musik angklung, yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia (The Intangible Heritage) oleh UNESCO, di Taksim yang merupakan tempat wisatawan terkenal di dunia, merupakan kesempatan konstruktif bagi Indonesia mempromosikan budaya alat musik dan tarian tradisional nusantara bagi para penonton di Istanbul. Para penonton tidak saja berasal dari masyarakat Turki, namun juga para wisatawan yang sedang berlibur di Istanbul.
Pada pertunjukan ini, juga diperagakan interaktif permainan angklung dengan para penonton, dan angklungnya diberikan sebagai cindera mata. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini